Fimela.com, Jakarta Saat anak-anak bersosialisasi—entah itu di pesta ulang tahun, playdate, atau acara sekolah—mereka mendapatkan banyak sekali pengalaman baru. Interaksi dengan teman, suara bising, dan aktivitas fisik yang intens bisa menjadi sangat menyenangkan, tapi di sisi lain juga bisa membuat anak merasa kewalahan. Kondisi ini sering disebut dengan overstimulasi.
Overstimulasi terjadi ketika otak anak menerima lebih banyak informasi daripada yang bisa mereka proses. Akibatnya, anak bisa menunjukkan berbagai reaksi fisik maupun emosional yang mungkin membuat orangtua bingung atau khawatir. Apalagi, tidak semua anak bisa langsung mengungkapkan bahwa mereka merasa "terlalu penuh" setelah bersosialisasi.
Memahami tanda-tanda anak overstimulasi sangat penting agar orangtua bisa mengambil langkah cepat untuk membantu mereka pulih. Berikut ini lima tanda umum yang perlu diperhatikan setelah anak bersosialisasi—melansir dari beberapa sumber termasuk parents.com dan scientificorigin.com.
1. Ledakan Emosi atau Tantrum Mendadak
Anak yang mengalami overstimulasi sering kali menunjukkan ledakan emosi secara tiba-tiba, seperti menangis, berteriak, atau marah tanpa alasan yang jelas. Hal ini terjadi karena anak merasa kewalahan oleh rangsangan yang mereka terima dan tidak mampu mengelolanya secara emosional.
2. Menarik Diri atau Menjadi Pendiam
Setelah bersosialisasi, beberapa anak mungkin menjadi sangat pendiam, menghindari kontak mata, atau memilih untuk menyendiri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk memulihkan diri dari kelelahan sosial dan sensorik yang mereka alami.
3. Perilaku Agresif atau Menolak Interaksi
Overstimulasi dapat menyebabkan anak menjadi agresif, seperti memukul, menggigit, atau melempar benda. Mereka mungkin juga menolak untuk berinteraksi atau mengikuti instruksi sederhana, sebagai bentuk penolakan terhadap rangsangan tambahan.
4. Kesulitan Tidur atau Perubahan Pola Makan
Anak yang overstimulasi mungkin mengalami kesulitan tidur, seperti sulit tertidur atau terbangun di malam hari. Mereka juga bisa menunjukkan perubahan dalam pola makan, seperti kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan.
5. Keluhan Fisik Tanpa Penyebab Medis Jelas
Beberapa anak mungkin mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau kelelahan setelah kegiatan sosial. Keluhan ini sering kali tidak memiliki penyebab medis yang jelas dan bisa menjadi manifestasi fisik dari overstimulasi.
Cara Membantu Anak Mengatasi Overstimulasi
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman: Sediakan ruang yang tenang dengan pencahayaan redup dan minim gangguan untuk membantu anak menenangkan diri.
2. Berikan waktu istirahat yang cukup: Pastikan anak memiliki waktu istirahat yang cukup setelah kegiatan sosial untuk memulihkan energi mereka.
3. Gunakan teknik relaksasi: Ajarkan anak teknik pernapasan dalam atau aktivitas menenangkan lainnya untuk membantu mereka mengelola stres.
4. Batasi rangsangan tambahan: Kurangi paparan terhadap suara keras, cahaya terang, atau aktivitas yang berlebihan setelah acara sosial.
5. Konsultasikan dengan profesional: Jika anak sering mengalami overstimulasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau terapis anak.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.