BGN Tegur Keras SPPG, Buntut Ratusan Siswa di Bogor Keracunan Makan Bergizi Gratis

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Gizi Nasional atau BGN menegur keras Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bogor lantaran insiden keracunan ratusan siswa. Ratusan siswa diduga keracunan seusai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan di sekolah.

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan mengatakan BGN langsung memeriksa sampel makanan untuk mengetahui penyebab insiden keracunan yang terjadi pekan lalu itu. Uji laboratorium dilakukan terhadap bahan masakan hingga makanan yang disajikan kepada siswa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sampel makanan selalu ada. Kalau memang valid itu sampel makanan, misalnya ada tongkol yang kurang baik, maka kami melakukan teguran keras itu kepada Satuan Pelayanan jika melakukan hal tersebut," kata Tigor dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa, 13 Mei 2025.

Tigor menambahkan, BGN bertanggung jawab dalam penanganan medis dan pembiayaan perawatan para korban keracunan MBG. Korban keracunan makanan akan mendapatkan asuransi untuk membayar biaya kesehatannya, melalui kerja sama BGN dengan Puskesmas di sana. 

"Yang menjadi korban, diberikan asuransi untuk membayar biaya kesehatannya. Kami bekerja sama dengan Puskesmas (menanggung) seluruh biaya pengobatan itu oleh BGN," ujar dia.

Di sisi lain, Tigor menyebut bahwa SPPG yang bertanggung jawab di sana akan diberikan lagi pelatihan, terutama bagian penjamah makanan, guna mencegah tidak lagi terjadi keracunan akibat MBG. Selain itu, BGN juga akan menyetop pemasok bahan makanan yang bersangkutan, apabila ditemukan bahan tidak segar atau kejanggalan lainnya.

"Kalau sumbernya itu dari bahan makanan, harus kami cek dari mana asal supplier-nya. Begitu kami tahu supplier-nya, maka kami akan berikan teguran ke supplier tersebut. Kalau tidak ada perbaikan, kami stop supplier tersebut," tutur Tigor.

Sebelum di Bogor, kasus keracunan MBG telah dilaporkan terjadi di beberapa daerah. Misalnya di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, tepatnya di SDN 33 Kasipute pada Rabu, 23 April 2025. Belasan murid muntah setelah mencium aroma amis dari paket MBG yang berisi nasi, chicken karaage, tahu goreng, dan sayur sop. 

Kepala Sekolah SDN 33 Kasipute Santi Jamal menyebut aroma tak sedap berasal dari ayam krispi yang sudah tidak layak konsumsi. Kepolisian mengonfirmasi ada 53 dari 1.026 paket makanan yang tidak segar.

Sebelum itu, pada 21 April 2025, keracunan massal juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melibatkan 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1. Peristiwa itu menjadi bagian dari Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditetapkan pemerintah daerah, setelah total 176 warga mengalami gejala serupa akibat konsumsi makanan dari acara hajatan warga. 

Sementara di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, 29 siswa SD Katolik Andaluri dilarikan ke fasilitas kesehatan usai menyantap makanan MBG pada 18 Februari 2025. Para siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual dan muntah. 

Insiden serupa juga terjadi di SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 16 Januari 2025. Sekitar sepuluh murid dari total 200 siswa yang menerima makanan MBG mengalami sakit perut dan mual usai makan. Kepala sekolah Lilik Kurniasih mengatakan, kasus tersebut langsung ditangani Puskesmas dan tidak ada siswa yang sampai harus dirawat di rumah sakit. 

Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
Parenting |