TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan beberapa nama yang diduga menjadi joki dalam pelaksanaan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025. Diketahui ada tiga nama yang sudah disebarluaskan oleh panitia pada konferensi pers di Gedung Kemendiktisaintek, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
Tiga nama itu ialah Lucas Valentino Nainggolan, Healthy Febriana Jessica, dan Khamila Djibran. Berdasarkan penelusuran Tempo di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, ketiga nama itu berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lucas Valentino Nainggolan masuk ITB pada 1 Agustus 2018 dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 13218042. Lucas diketahui masih aktif menjadi mahasiswa ITB dengan mengambil program studi Teknik Elektro.
Berdasarkan informasi dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Healthy Febriana Jessica merupakan alumni di ITB. Healthy lulus pada tahun ajaran 2021/2022. Dia masuk satu hari setelah Lucas, yakni 2 Agustus 2018. Program studi yang ia ambil adalah Teknik Perminyakan. Nomor Induk Mahasiswa yang tertera ialah 12218005.
Khamila Djibran masuk ITB berbarengan dengan Healthy pada tanggal, bulan, dan tahun yang sama. Ia juga lulus di tahun yang sama dengan Healthy. Program studi yang diambil oleh Khamila adalah Teknik Pertambangan. Nomor Induk Mahasiswa yang tertera dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi ialah 12118031.
Sebelumnya, Kepala Panitia SNPMB Eduart Wolok menampilkan beberapa nama yang diduga menjadi joki peserta UTBK. Ketiga nama tersebut ditampilkan Eduart di konferensi pers update kecurangan UTBK 2025 di Gedung Kemendiktisaintek, Jakarta, Selasa, 29 April 2025. "Bisa lihat sendiri nama-namanya ya. Itu dugaan kami orang yang diindikasikan sebagai joki," kata Eduart dalam konferensi pers tersebut.
Tak hanya itu, Eduart juga menampilkan sejumlah foto yang diduga menyewa jasa joki dari Lucas, Healthy dan Khamila. Dalam data yang ditampilkan Eduart, Lucas menjadi joki untuk empat peserta, Khamila untuk dua peserta, dan Healthy untuk satu peserta.
Setelah disebarluaskan, satu hari kemudian data itu viral di media sosial. Salah satu foto yang ditampilkan Eduart dalam konferensi pers adalah peserta UTBK di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung atas nama Aurellia Devina Putri. Akun X dengan nama @rotirebus_lia yang mengaku sebagai Aurellia memberikan klarifikasi dan menjelaskan bahwa panitia SNPMB telah melakukan kesalahan.
Eduart pun membenarkan foto yang disebar oleh pihaknya memang Aurellia. Dia juga telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas kesalahan tersebut. "Ini murni kesalahan kami. "Kami benar-benar mohon maaf. Itu memang human error,” kata Eduart saat dihubungi, Rabu, 30 April 2025.
Ketua Panitia SNPMB itu juga menjelaskan awal mula mengapa foto Aurellia bisa masuk dalam deretan foto peserta yang dicurigai menggunakan joki saat melaksanakan UTBK. “Aurellia ini sempat dipanggil ke kantor panitia karena tidak tercantum NISN-nya. Tapi setelah ditelusuri nomor NISN-nya itu bersatu dengan nomor terakhir,” ujarnya.
Saat dimintai konfirmasi soal ketiga nama yang diduga joki itu, Eduart tak menjawab dengan pasti. “Itu harus didalami lebih lanjut ya. Setahu saya itu ada yang alumni, ada juga yang belum lulus, semesternya banyak,” ujar Eduart kepada Tempo, Rabu, 30 April 2025.
Terpisah, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengakui seorang mahasiswanya yang berinisial LVN atau Lucas Valentino Nainggolan terlibat dalam praktik perjokian Ujian Tulis Berbasis Komputer pada Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau UTBK SNBT 2025. “ITB mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan (LVN) benar merupakan mahasiswa aktif ITB,” kata Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Neneng Nurlaela Arief pada Kamis, 1 Mei 2025.
Keterangan dari ITB itu untuk menanggapi pernyataan resmi Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) UTBK 2025 dalam konferensi pers yang berlangsung pada 29 April 2025. ITB sangat menyesalkan bahwa perjokian itu dilakukan oleh seorang mahasiswa yang seharusnya menjunjung tinggi etika akademik. “Dengan segera kami melakukan langkah-langkah penegakan aturan akademik dan kemahasiswaan,” ujarnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab institusi atas dugaan keterlibatan mahasiswanya, ITB telah membentuk Komisi Pelanggaran Akademik dan Kemahasiswaan untuk menindaklanjuti pemeriksaan kasus ini. Komisi itu bertugas memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh yang bersangkutan, dan jika terbukti maka Komisi akan merekomendasikan sanksi kepada Rektor ITB sesuai dengan ketentuan.
“Sementara itu, dugaan tindak pidana kami serahkan penanganannya kepada pihak kepolisian,” kata Nurlaela.
Anwar Siswadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Asal-usul Munculnya Tuntutan Pemakzulan Gibran