Kemenkes Perketat Periksa Kesehatan untuk Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

12 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi memperketat sistem pemeriksaan kesehatan bagi jemaah calon haji untuk mengurangi angka kematian selama ibadah haji tahun ini, setelah adanya kekhawatiran dari Pemerintah Arab Saudi terkait tingginya jumlah kematian jemaah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI yang diadakan secara daring di Jakarta pada Selasa, 29 April 2025 menyampaikan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah mengungkapkan keprihatinan atas tingginya angka kematian jemaah Indonesia pada musim haji 2022 dan 2023, yang mencapai lebih dari 700 orang berdasarkan data yang tersedia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Menteri Kesehatan Arab Saudi menyampaikan langsung ke saya bahwa tingginya angka kematian jamaah kita menjadi perhatian. Hal ini bisa berdampak pada pengetatan aturan masuk dan kenaikan premi asuransi haji," kata Budi, sebagaimana dikutip dari Antara, 29 April 2025.

Lebih lanjut Budi mengklaim bahwa Kemenkes akan menerapkan perubahan dalam sistem kesehatan haji 2025, di mana pemeriksaan kesehatan dilakukan lebih awal, sebelum jamaah dinyatakan layak untuk berangkat.

"Kalau sebelumnya calon jemaah sudah merasa pasti berangkat baru diperiksa, sekarang kita ubah. Pemeriksaan dilakukan di awal agar bila tidak memenuhi syarat kesehatan, tidak sampai sakit hati karena batal berangkat di detik terakhir," kata dia.

Kemudian, menurut Budi bahwa langkah tersebut terbukti efektif dalam mengurangi kasus penyakit berat di kalangan jemaah haji. Bahkan, perubahan sistem ini mendapat apresiasi dari otoritas Arab Saudi. Sistem yang diterapkan mulai musim haji 2024 berhasil menurunkan angka kematian hingga 75 persen dibandingkan tahun 2023.

Selain itu, Pemerintah Arab Saudi juga menyambut positif kolaborasi digital dalam sistem kesehatan, termasuk akses daring untuk data kesehatan jemaah dan penerapan jalur rujukan cepat untuk kasus darurat seperti serangan jantung dan stroke.

"Rumah sakit di Arab Saudi kini lebih terbuka bagi jemaah kita, termasuk rumah sakit dengan peralatan canggih di dalam Masjidil Haram. Saya sudah lihat langsung, bahkan mereka berencana menambah tenaga kesehatan yang bisa berbahasa Indonesia," ujar Budi.

Dia menambahkan bahwa kolaborasi dengan Kementerian Agama terus diperkuat untuk memastikan jamaah haji yang berangkat benar-benar siap secara fisik, guna mengurangi risiko masalah kesehatan yang serius selama ibadah di Tanah Suci.

Kementerian Agama telah menjadwalkan gelombang pertama keberangkatan calon haji Indonesia pada 2 Mei 2025. Tahun ini, Indonesia menerima kuota sebanyak 221.000 calon haji, yang terdiri dari 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.

Read Entire Article
Parenting |