Kementerian Kesehatan Libatkan Satpol PP Deteksi TBC

7 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah akan menerapkan sejumlah cara untuk mensosialisasikan program deteksi tuberkulosis (TBC). Tujuannya memastikan pasien mematuhi pengobatan tuberkulosis dan penanganan dan eliminasi TBC lebih baik lagi.

Menteri Budi mencontohkan, salah satu caranya yakni melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP untuk memastikan orang mau skrining, serta pasien mengonsumsi obat-obatannya secara rutin. Menurut dia, kebijakan ini ikhtiar pemerintah mengatasi banyaknya masyarakat yang enggan melakukan skrining kesehatan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kadang-kadang, kan, enggak semua orang teredukasi dengan baik. Ada yang diedukasi pemerintah nurut, ada yang harus libatkan Satpol PP, yang begitu lihat langsung nurut," kata dia saat ditemui usai peluncuran program pemberantasan TBC di Kantor Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 9 Mei 2025. 

Kementerian Kesehatan tengah menggalakkan deteksi TBC. Budi mengatakan, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus tuberkulosis terbanyak di dunia dengan jumlah kasus sekitar satu juta dan angka kematian mencapai 125 ribu jiwa per tahun. 

Dari pengidap sebanyak 1 juta itu, Kementerian Kesehatan baru mendeteksi sekitar 600 ribu orang, sementara sisanya belum diketahui. Padahal, tuberkulosis merupakan penyakit yang rentan menular melalui pernapasan. Bahkan, kata Budi, sebanyak 1 orang meninggal setiap 4 menit karena penyakit ini. 

Menteri Budi mengatakan, TBC sebetulnya merupakan penyakit yang sudah ada obatnya. Hanya saja, penyakit ini tidak memiliki gejala apapun, sehingga banyak penderita yang tidak menyadari ketika terjangkit. "Ironinya banyak yang tidak tahu. Jadi kalau penderitanya tidak diketahui atau ketemu, gentayangan menularkan ke orang-orang," kata Budi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kementerian Kesehatan menilai, upaya menertibkan masyarakat agar mau mengikuti tes skrinning dengan melibatkan Satpol PP merupakan hal yang penting. 

Kader Kelurahan Rambutan Indri Purwandari menyebutkan, selain memastikan kepatuhan pengobatan dengan menggandeng Satpol PP, pihaknya mewajibkan pasien tuberkulosisi resisten obat (TBRO) di puskesmas kecamatan untuk mengirim video diri meminum obat, yang disertai tanda waktu (timestamp).

Kemudian, Ketua Kampung Siaga TBC sekaligus Ketua RW03 Kelurahan Tugu Selatan Sutarto menyebutkan, pihaknya membuat website untuk memantau jumlah warga yang sudah skrining TB. Selain itu, pihaknya melibatkan warga yang terindikasi serta keluarganya untuk berkegiatan bersama agar tidak merasa sendirian. "Untuk pemberdayaan di wilayah, misalkan budidaya lele, budidaya nila. Mereka keluarga tadi yang terindikasi, selain berobat juga mendapatkan pantauan dari tim dokter," kata Sutarto seperti dilansir kantor berita Antara.

Program deteksi TBC semakin gencar dilakukan seiring dengan pelaksanaan program kerja sama uji klinis tahap 3 vaksin tuberkulosis yang dikembangkan Gates Foundation milik pendiri Microsoft, Bill Gates. Menteri Budi mengatakan, program-program tersebut merupakan bagian dari agenda besar pemberantasan TBC yang juga digalakkan oleh global. 

Target World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia, Budi mengatakan, harapannya bisa menurunkan angka TB hingga 50 persen dalam lima tahun mendatang. "WHO bilang bahwa di 2030 harus dieliminasi atau turun 50 persen," katanya. 

Read Entire Article
Parenting |