TEMPO.CO, Jakarta - Makan rasanya menjadi pilihan banyak orang untuk mengatasi stres. Kondisi ini dikenal dengan makan emosional. Tindakan makan saat sedang stres diakui bisa memberikan kelegaan kepada banyak orang.
Dilansir dari Healthline, saat sedang stres, tubuh akan mengeluarkan kelenjar adrenal yang memproduksi hormon kortisol. Hormon ini adalah jenis hormon yang meningkatkan nafsu makan, terutama makanan-makanan manis ataupun asin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adanya tindakan makan saat sedang stres itu bisa disebabkan dari pengalaman seseorang. Biasanya, orang-orang semasa anak-anak diberikan makanan, terutama makanan manis, untuk memperbaiki kesedihan ataupun merayakan sesuatu menjadi salah satu penyebabnya.
Robert Thayer, profesor psikologi di California State University, menyebutkan bahwa biasanya orang-orang yang mengalami tekanan akan memilih makan, terutama makanan manis karena memiliki kandungan gula yang akan merangsang pusat kesenangan otak manusia.
Akhirnya, kepekaan tubuh terhadap rasa sakit atau bahkan tekanan bisa menghilang, tetapi hanya untuk sementara. Di sisi lain, makanan dengan kandungan lemak yang tinggi juga menjaadi opsi beberapa orang saat sedang mengalami tekanan karena makanan-makanan itu bisa menghasilkan sensasi yang menyenangkan dan mengurangi rasa sakit.
Klaim ini merupakan hasil dari penelitian pada 1997 terhadap orang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan yang tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak. "Ketika orang mengalami suasana hati negatif, dan juga ketika mereka mengalami stres, mereka membutuhkan energi," kata Thayer.
Di sisi lain, kondisi saat stres sebenarnya biasa diatasi dengan melakukan aktivitas fisik. Hanya, saat sudah mengalami stres, manusia akan kehilangan motivasi. Akhirnya, pilihan yang paling mudah mereka dapatkan adalah makan.
Ini dikarenakan makanan sangat ampuh untuk meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh, yakni neurotransmitter, sejenis bahan kimia yang membantu menyampaikan sinyal dari satu area otak ke area otak lainnya yang mempengaruhi kinerja psikologis tubuh.
Saat serotonin meningkat, tubuh secara psikologis bisa jauh lebih merasa membaik. Kadar kimia ini akan mempengaruhi suasana hati, hasrat dan fungsi seksual, nafsu makan, tidur, memori, serta beberapa perilaku sosial. Selain itu, makanan yang dicerna jauh lebih mudah karena tidak melakukan kegiatan apa pun membuat kegiatan makan menjadi hal yang sering dilakukan.