Polisi Diduga Pukuli Paramedis Hingga Babak Belur Dalam Aksi Hari Buruh di Jakarta

2 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi diduga mengeroyok seorang petugas medis berinisial K dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional di depan Gedung DPR/MPR pada 1 Mei 2025 lalu. Paramedis tersebut dipukuli di area kolong jembatan dekat Gedung TVRI.

“Dia dipukul polisi di bagian kepala dan diinjak-injak dadanya. Kejadiannya sekitar pukul 1 atau 2 siang saat Mayday,” kata paman korban, Andreas Harsono, dalam konferensi pers pada Jumat, 9 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akibat pengeroyokan tersebut, K mengalami luka berat hingga mesti dibawa ke Rumah Sakit MRCCC Siloam. Dia juga sempat menjalani operasi CT Scan untuk memastikan tidak terjadi luka dalam yang dapat berakibat fatal.

“(Korban) muntah-muntah, mimisan keluar darah, khawatir ada gegar otak,” ucap Andreas. “Ada memar luka di bagian leher, kemudian di dada.”

Andreas menuturkan, keponakannya tersebut merupakan mahasiswa jurusan filsafat yang berkuliah di Universitas Indonesia. Dalam demonstrasi Mayday 2025 lalu, K ikut datang sebagai seorang paramedis. “Dia memang mendapat pelatihan di bidang kesehatan,” ujar Andreas.

Menurut Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD), upaya pihak kepolisian untuk menghalang-halangi tugas paramedis dalam aksi kala itu sudah terjadi sejak pagi hari. Termasuk di antaranya mengepung petugas medis dan melakukan penggeledahan paksa terhadap bawaan mereka.

“Petugas medis itu sudah mendapatkan aksi intimidasi ataupun juga tindak kekerasan semenjak pukul 11 pagi atau semenjak aksi mayday dimulai,” kata perwakilan tim TAUD, Muhammad Yahya dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, beberapa paramedis yang hadir dalam aksi kala itu juga ditangkap dengan sewenang-wenang oleh pihak kepolisian. Bahkan mereka kini juga ikut ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. “Ada sekitar 14 masa aksi yang ditangkap, 4 diantaranya merupakan petugas medis yang padahal kita sama-sama tahu mereka seharusnya dilindungi,” tutur Yahya.

Polda Metro Jaya sebelumnya menangkap 14 orang peserta aksi Mayday 2025 karena dinilai telah membuat kericuhan dalam unjuk rasa kala itu. Belasan orang tersebut dinilai menjadi penyusup yang tergabung dalam kelompok anarko.

“Mereka sudah berbuat rusuh dan melakukan tindakan anarkis,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers di Markas Polda Metro Jaya pada Jumat, 2 Mei 2025.

Read Entire Article
Parenting |