Profil Satelit Tertua di Dunia yang Berguna Bagi Penelitian

3 days ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah peneliti mengusulkan pemulangan satelit tertua di dunia, Vanguard 1 ke Bumi. Satelit buatan Amerika Serikat yang meluncur ke luar angkasa pada 17 Maret 1958 ini dianggap mempunyai nilai historis dan berguna bagi penelitian.

Vanguard 1 dibuat oleh Laboratorium Riset Angkatan Laut AS (Naval Research Laboratory) sebagai bagian dari Project Vanguard. Proyek ini bertujuan menguji kemampuan peluncuran roket bertingkat dan mempelajari efek lingkungan luar angkasa terhadap satelit serta sistemnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bentuk Vanguard 1 sangat kecil dibandingkan satelit masa kini. Bentuknya berupa bola aluminium berdiameter 15,2 Centimeter (Cm) dengan berat sekitar 1,46 kilogram. Satelit ini juga dilengkapi enam antena dengan bentang total 91 cm.

Vanguard 1 adalah satelit pertama yang menggunakan tenaga sel surya untuk penggunaan pemancar radio dengan pemancar bertenaga baterainya hanya bertahan sekitar 20 hari. Sedangkan pemancar tenaga surya mampu aktif selama lebih dari enam tahun sampai akhirnya berhenti mengirim sinyal pada 1964.

Menurut informasi NASA, orbit Vanguard 1 berbentuk elips dengan ketinggian titik terdekat (perigee) sekitar 654 kilometer dan titik terjauh (apogee) 3.969 kilometer. Periode orbitnya sekitar 134 menit dan inklinasi 34,25 derajat. Orbit ini awalnya diperkirakan bertahan hingga 2.000 tahun namun gangguan radiasi matahari dan hambatan atmosfer selama periode aktivitas matahari tinggi mengurangi perkiraan masa orbit menjadi sekitar 240 tahun.

Meskipun sudah tidak aktif, Vanguard 1 masih dipantau secara optik dari bumi sebagai objek antariksa tertua yang masih mengelilingi planet kita. Secara ilmiah, Vanguard 1 memberikan kontribusi penting dalam pengukuran geodetik, membantu menentukan bentuk bumi yang sedikit menyerupai buah pir, serta memberikan data awal tentang kondisi atmosfer dan radiasi luar angkasa. 

Satelit mungil ini juga menjadi simbol kebangkitan Amerika Serikat dalam perlombaan antariksa setelah kegagalan peluncuran sebelumnya dalam Proyek Vanguard. Jika Vanguard 1 berhasil dibawa pulang ke akan menjadi peluang bagi ilmuwan dan insinyur mempelajari efek jangka panjang dari paparan lingkungan luar angkasa. “Bagi ilmuwan dan insinyur yang meneliti material serta efek radiasi, ini akan menjadi kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyelidiki efek paparan lingkungan luar angkasa jangka panjang,” ujar Bill Raynor dari Laboratorium Riset Angkatan Laut.

Defara Dhanya berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Pilihan Editor: Ambisi India: Tinggal di Bulan dan Membangun Satelit Darat di Biak

Read Entire Article
Parenting |