Apakah Jus Cara yang Tepat dalam Mengonsumsi Sayur dan Buah?

13 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Pengolahan buah dan sayur ke dalam bentuk cairan atau jus sering digunakan banyak orang untuk detoksifikasi. Buah atau sayur yang diekstrak diklaim mampu meningkatkan penyerapan nutrisi makanan ke dalam tubuh dengan optimal.

Penyerapan ini karena metode pembuangan daging buah atau bahan padat dalam sayur yang hanya menyisakan vitamin, mineral, dan antioksidan yang secara alami. Sisa gizi bermanfaat ini juga sering digunakan sebagai suplemen praktis bagi orang yang sedang menjalani diet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konsumsi jus juga bermanfaat bagi orang-orang yang kesulitan untuk memakan sayur ataupun tidak sempat untuk mengonsumsi buah segara. Jus menjadi minuman praktis yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut. 

Buah dan sayur juga bisa membantu untuk menurunkan beberapa risiko penyakit. Namun, dikutip dari Healthline, tidak banyak penelitian yang menunjukkan bahwa baik jus buah maupun jus sayur bisa memberikan dampak yang sama seperti buah dan sayur yang dikonsumsi langsung tanpa diekstraksi. 

Dalam pengekstrakan, ampas buah dan sayur juga membuang serat yang ada di dalam kedua makanan tersebut. Antioksidan yang ada di dalam jus tidak bisa dibarengi serat yang juga dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya, manfaat buah dan sayur berkurang saat sudah diekstrak menjadi bentuk cairan.

Manfaat mengonsumsi satu apel utuh jauh lebih baik daripada jus apel. Jus apel murni tanpa tambahan kandungan apa pun dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat sebesar 6,9 persen, sedangankan apel utuh tidak sebesar itu.

Peningkatan diabetes tipe 2 dapat diakibatkan oleh jus buah. Pasalnya, selain buah yang sudah memiliki kandungan gula, beberapa penyedia atau pembuat jus buah terkadang menambahkan gula atau susu lagi dalam proses ekstraksinya.

Di lain sisi, jus buah yang diklaim bisa bermanfaat untuk memenuhi nutrisi bagi orang-orang yang menjalankan diet rupanya bukanlah hal yang sepenuhnya benar. Dalam proses penurunan badan ini, jus buah akan memberikan 600 sampai 1.000 kalori per hari, tetapi kalori ini tidak bertahan lama.

Berbeda dengan konsumsi buah utuh yang memiliki kalori lebih tinggi dan bertahan lebih lama untuk mencegah penurunan badan terlalu cepat. Selain penurunan berat badan yang cepat, nutrisi yang kurang terpenuhi karena kekurangan serat dalam jangka panjang juga dapat terjadi. Akibatnya, metabolisme bisa melambat karena pembatasan kalori yang parah. 

Penggunaan jus memang membantu penyerapan nutrisi yang jauh lebih cepat karena serat tidak lagi terikat dengan nutrisi-nutrisi tersebut. Namun perlu diingat bahwa jus tidak mampu memberikan nutrisi yang cukup sehingga tidak boleh menjadi makanan utamanya. 

Contohnya adalah lemak, buah dan sayur yang diekstrak menjadi jus tidak selalu bisa memberikan kandungan lemak yang cukup. Padahal lemak dibutuhkan untuk keseimbangan hormon dan membran sel. 

Manfaat jus untuk melakukan detoksifikasi juga tidak perlu dijadikan sebagai sebuah metode andalan untuk membersihkan tubuh. Tubuh manusia sedari awal sudah memiliki sistem untuk membuat racun, jadi konsumsi jus secara berlebihan untuk mendetoksifikasi tubuh malah bisa menyebabkan efek negatif bagi tubuh.

Read Entire Article
Parenting |