TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pemerintah Kota Tangerang Selatan menggandeng perusahaan dari Cina untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, kini dikenal sebagai Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL), di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Cipeucang, Serpong. Proyek senilai Rp 1,69 triliun ini rencananya akan menghasilkan listrik sebesar 15,7 MW.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyerahkan Surat Penunjukan Pemenang Lelang (SPPL) kepada PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) melalui unit usahanya PT Indoplas Energi Hijau (IEH) bersama mitra teknologinya China Tianying Inc (CNTY), pada Senin 6 Mei 2025. Penyerahan ini dilakukan Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie didampingi Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benyamin mengatakan kalau CNTY sudah berpengalaman dalam pengolahan sampah modern di berbagai negara. Perusahaan asal Cina itu disebutnya bergerak dalam industri perkotaan dan pemulihan sumber daya serta bidang teknologi energi bersih tanpa karbon, termasuk pengolahan limbah menjadi energi.
Adapun kerja sama di Tangerang Selatan akan berlaku selama 23 tahun. Lingkup kerjasamanya adalah desain, bangun, keuangan, operasi, pemeliharaan dan infrastruktur pendukung. "Pembangunan prasarana pengolahan sampah ini merupakan salah satu bukti komitmen pemerintah daerah dalam membenahi tata-kelola persampahan di Kota Tangsel," kata Benyamin.
Menurut wali kota dua periode ini, SPPL menjadi tonggak awal pembangunan fasilitas PSEL. Proyek ini disebutnya merupakan hasil tender nasional yang dimenangkan oleh konsorsium IEH-CNTY dengan Surat Keputusan Penetapan Pemenang yang telah diterbitkan sejak 17 April 2025.
Proyek PSEL Cipeucang diproyeksikan mampu mengolah hingga 1.000 ton sampah baru dan 100 ton sampah eksisting per hari menggunakan teknologi Moving Grate Incinerator (MGI). Dengan begitu, Pimpinan Konsorsium IEH-CNTY Bobby Gafur Umar mengatakan, PSEL ini nantinya sekaligus akan mampu mengurangi beban TPA Cipeucang.
"Yang jelas, PSEL ini tidak hanya memberikan solusi modern bagi permasalahan sampah, tapi juga akan menjadi salah satu fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tangsel," kata dia.
Seperti diketahui, Kota Tangerang Selatan mengalami krisis pengelolaan sampah setelah volume sampah di TPA Cipeucang overload. Krisis diperburuk dengan kasus korupsi yang menjerat sejumlah pejabat di Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan. Belum lagi pembongkaran satu unit fasilitas TPS 3R yang dilakukan tanpa koordinasi yang baik.