TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau UTBK SNBT 2025 yang dimulai sejak Rabu, 23 April 2025 diwarnai dengan berbagai laporan kecurangan. Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mencatat sedikitnya 14 kasus kecurangan peserta dengan beragam modus dan perangkat yang digunakan.
Meski jumlahnya hanya sekitar 0,0071 persen dari total peserta, panitia tetap mengambil tindakan tegas untuk menjaga integritas pelaksanaan ujian. Berikut adalah ragam cerita modus kecurangan di UTBK 2025 yang telah Tempo rangkum.
Dugaan Kebocoran Soal
Seorang peserta UTBK di Jakarta, Putri Afifah, bercerita pengalamannya mengikuti tes masuk perguruan tinggi tersebut. Putri mengaku secara keseluruhan cukup puas dengan pelaksanaan ujian. Namun, ia kecewa lantaran mendapatkan informasi dari temannya tentang kebocoran soal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pas selesai ujian, teman cerita katanya teman dia dapat bocoran soal. Dan pas saya liat itu bener-bener sama dengan yang apa saya kerjain di soal itu. Saya cukup kaget kok dia bisa ya," kata dia kepada Tempo saat dihubungi pada Sabtu, 26 April 2025.
Senada dengan Putri, Maria Chintya Devi juga merasakan hal sama. Meski tidak pernah melihat secara langsung kecurangan tersebut, Maria mengatakan dirinya cukup sedih mendengar adanya kebocoran soal.
"Aku baru lihat di media sosial saja. Itu pun tidak aku selam lagi karena sakit hati," ujar Maria. Dia bahkan menghapus akun media sosialnya lantaran kadung kecewa.
Isu bocornya soal UTBK mencuat setelah sejumlah unggahan di media sosial ramai dibicarakan. Dalam unggahan tersebut, beredar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp yang diduga berisi para peserta UTBK yang saling berbagi cerita tentang dugaan kebocoran soal dan berbagai upaya kecurangan yang mereka lakukan.
"Pengawasnya rata-rata pada santai, makanya aku bisa chat Deepseek," demikian bunyi salah satu percakapan dalam tangkapan layar tertanggal 23 April 2025.
Kamera Tersembunyi di Kawat Gigi hingga Remote Desktop
Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok menyebut ada sejumlah kecurangan yang dilakukan oleh peserta UTBK. Modus kecurangan itu memanfaatkan berbagai perangkat dan teknologi canggih, mulai dari remote desktop, kamera tersembunyi di kawat gigi, hingga alat komunikasi yang diselipkan di sepatu dan kuku.
“Modusnya beragam. Ada yang menggunakan hardware, software, hingga kamera tersembunyi. Bahkan ada kamera yang dipasang di ikat pinggang, kancing baju, hingga behel gigi,” kata Eduart dalam konferensi pers secara daring, Jumat, 25 April 2025.
Eduart mengatakan panitia telah mengantisipasi potensi kecurangan sejak jauh hari. Namun teknologi yang terus berkembang membuat upaya manipulasi ujian menjadi lebih canggih dan sulit terdeteksi secara kasat mata. Karena itu, ia mendorong seluruh pusat UTBK di perguruan tinggi negeri memperketat pengawasan.
“Penggunaan metal detector saja sekarang tidak cukup. Harus ada SOP tambahan untuk pemeriksaan ruang transit dan barang bawaan peserta,” kata Eduart.
Setiap peserta yang terbukti melakukan pelanggaran pun langsung didiskualifikasi dari seluruh proses seleksi. Panitia juga akan menjatuhkan sanksi bagi petugas internal yang terbukti lalai atau terlibat.
Menanggapi isu kebocoran soal seperti yang beredar di media sosial, Eduart menjelaskan bahwa soal UTBK dibuat dalam lebih dari 23 set berbeda dan tidak diunggah ke internet. Jika ada unggahan soal yang tersebar di media sosial, menurut Eduart, hal itu lebih mungkin merupakan hasil jepretan dari dalam ruang ujian dan tidak berlaku untuk sesi lain.
Panitia pun membuka pintu kerja sama dengan aparat penegak hukum bila ada indikasi pidana. “Kami tidak akan menoleransi sekecil apa pun bentuk kecurangan,” ucap Eduart.