CANTIKA.COM, Jakarta - Makanan olahan praktis dan menggoda. Rasanya lezat, awet disimpan, dan mudah ditemukan di mana saja. Tapi tahukah kamu, kombinasi tertentu dari bahan tambahan (aditif) yang sering digunakan dalam makanan ini bisa diam-diam meningkatkan risiko diabetes tipe 2?
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine mengungkapkan bahwa ada dua kombinasi aditif makanan yang terbukti meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes tipe 2. Penelitian ini melibatkan lebih dari 100.000 orang dewasa Prancis dan dilakukan selama delapan tahun. Studi ini menjadi salah satu yang pertama mengeksplorasi efek gabungan dari beberapa aditif makanan terhadap risiko penyakit kronis.
Kombinasi Aditif yang Perlu Diwaspadai
Para peneliti menemukan bahwa dua jenis kombinasi aditif makanan paling berisiko adalah:
1. Kombinasi Emulsifier (Pengemulsi)
Aditif seperti carrageenan, guar gum, cellulose gum, dan lecithin digunakan untuk memperbaiki tekstur dan memperpanjang umur simpan makanan. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan dan dikombinasikan, bahan-bahan ini bisa mengganggu keseimbangan mikrobioma usus yang berperan penting dalam metabolisme.
Contoh makanan yang sering mengandung kombinasi ini:
Es krim kemasan
Saus salad atau mayones botolan
Sup dan kaldu instan
Yogurt rendah lemak
Krimer non-susu
Minuman kopi kemasan
2. Kombinasi Pemanis Buatan dan Pewarna Sintetis
Pemanis seperti aspartame, acesulfame-K, dan sucralose sering dipakai untuk menggantikan gula. Sementara pewarna sintetis seperti Red 40, Yellow 5, dan Blue 1 digunakan untuk menarik perhatian, terutama pada produk anak-anak. Kombinasi keduanya bisa memicu peradangan dan memengaruhi metabolisme glukosa.
Contoh makanan dan minuman dengan kombinasi ini:
Minuman ringan (terutama versi “diet”)
Permen warna-warni
Minuman energi
Jelly instan dan puding kemasan
Sereal sarapan untuk anak-anak
Minuman teh atau jus dalam botol plastik
Apa Kata Para Peneliti?
Mathilde Touvier, penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa meskipun masing-masing aditif telah diuji keamanannya secara individual, efek jangka panjang dari kombinasi berbagai aditif ini belum banyak diteliti. Studi ini menjadi peringatan bahwa aditif mungkin tidak seaman yang kita kira, terutama jika dikonsumsi terus-menerus.
Ia menyarankan masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih makanan, terutama dengan mengurangi konsumsi makanan ultra-olahan. “Lebih baik memilih makanan utuh dan segar, dengan daftar bahan yang pendek dan mudah dimengerti,” jelas Touvier.
Industri Makanan dan Regulasi yang Mulai Bergerak
Meski industri makanan menegaskan bahwa aditif sudah melalui pengujian keamanan, sejumlah negara bagian di AS mulai memberlakukan aturan ketat. Contohnya, California kini melarang beberapa jenis pewarna dan aditif yang terbukti memiliki dampak negatif terhadap kesehatan.
Ini menjadi sinyal bahwa perlindungan konsumen terhadap risiko kesehatan akibat makanan ultra-olahan semakin mendapat perhatian.
Tips Bijak Konsumsi
Tak perlu panik dan langsung membuang semua makanan kemasan di rumah. Namun, penting untuk mulai membaca label dengan cermat dan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak aditif, terutama kombinasi emulsifier, pewarna, dan pemanis buatan.
Gantilah dengan beberapa jenis makanan sehat seperti masakan rumah, buah segar, air putih atau infus water, snack berbasis kacang, biji-bijian, atau umbi alami.
Studi ini mengingatkan kita untuk lebih waspada terhadap kandungan dalam makanan kemasan. Kombinasi aditif yang tampak biasa saja bisa jadi pemicu diam-diam diabetes tipe 2. Dengan gaya hidup yang lebih sadar dan pola makan alami, kamu bisa melindungi kesehatan jangka panjang tanpa perlu kehilangan kenikmatan makan.
Pilihan Editor:
MEDICALNEWSTODAY
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika