AS-Arab Saudi Teken Penjualan Senjata Rp2.000 Miliar, Terbesar dalam Sejarah

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Arab Saudi resmi menandatangani kesepakatan penjualan senjata senilai US$142 atau sekitar Rp2.350 miliar, saat kunjungan Presiden AS Donald Trump ke negara tersebut mulai Selasa lalu.

"Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani kesepakatan penjualan di sektor pertahanan terbesar dalam sejarah senilai hampir US$142 miliar yang membuka akses bagi Arab Saudi terhadap peralatan pertahanan tercanggih dan layanan dari belasan firma pertahanan AS," demikian menurut pernyataan Gedung Putih pada Selasa seperti dilansir Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesepakatan tersebut akan membolehkan AS memasok peralatan untuk memperkuat kapabilitas angkatan udara dan antariksa serta pertahanan udara dan rudal Arab Saudi.

Selain itu, Arab Saudi akan diuntungkan dengan penguatan keamanan maritim dan pesisir, keamanan perbatasan, serta pembaruan sistem informasi dan komunikasi, demikian menurut Gedung Putih.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan dalam Forum Investasi Saudi-AS di Riyadh pada Selasa bahwa AS merupakan salah satu mitra terbesar agenda reformasi Visi Saudi 2030, seraya menambahkan bahwa investasi bersama merupakan salah satu pilar terpenting hubungan ekonomi antara kedua negara.

"AS merupakan tujuan utama Dana Investasi Publik, yang mencakup sekitar 40 persen dari investasi global dana tersebut," katanya seperti dilansir Arab News.

Ia juga mengatakan bahwa kerja sama dengan Washington tidak terbatas pada kerja sama ekonomi, tetapi juga mencakup "membangun perdamaian di kawasan dan dunia."

Dalam acara tersebut, Trump juga memuji transformasi yang sedang berlangsung di Arab Saudi, karena ia mengaitkannya dengan kepemimpinan Raja Salman dan putra mahkota.

Trump menggambarkan putra mahkota sebagai "orang yang sangat hebat yang tiada duanya" dan "wakil rakyatnya yang terhebat," dan menyoroti peran warga Saudi dalam mendorong pembangunan di negara mereka sendiri dan kawasan secara keseluruhan.

Trump menunjuk kebangkitan Riyadh sebagai pusat bisnis global dan mencatat bahwa pendapatan sektor non-minyak Kerajaan kini telah melampaui pendapatan sektor minyak.

Ia mengatakan Arab Saudi pantas dipuji karena melestarikan budaya dan tradisinya sekaligus menjalankan agenda reformasi Visi 2030 yang modern dan berwawasan ke depan.

Dalam pidatonya, Trump mengkritik pemerintahan Biden karena menghapus Houthi dari daftar teroris AS, dan menyebutnya sebagai kesalahan serius.

Trump tiba di Riyadh dan mengumumkan komitmen Arab Saudi untuk menginvestasikan hingga US$600 Rp9.960 MILIAR di Amerika Serikat.

Menurut pernyataan Gedung Putih, kesepakatan yang diteken dalam pertemuan bilateral tersebut dirancang untuk memperkuat keamanan energi dan industri pertahanan AS.

Akses AS terhadap infrastruktur global dan mineral kritis juga akan semakin maju berkat kesepakatan dengan Arab Saudi itu.

Read Entire Article
Parenting |