Jangan Terlambat! Kenali Tanda-Tanda Anak Alergi Susu Sapi agar Tidak Menghambat Perkembangannya

1 month ago 71

Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), prevalensi Alergi Susu Sapi (ASS) di Indonesia berkisar antara 2% hingga 7,5%. Dengan jumlah balita yang mencapai sekitar 21 juta jiwa, ini berarti sekitar 420.000 hingga 1,575 juta anak Indonesia berpotensi menghadapi alergi susu sapi. 

Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr.Sp.A(K),M.Kes, menjelaskan alergi susu sapi ini menyerang sistem kekebalan tubuh yang tidak normal. Berlebihan mengelola protein susu sapi yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain. 

Ia juga menyampaikan, kasein dan whey yang  menyebabkan reaksi alergi pada anak. Dan alergi susu sapi akan berkurang setelah bertambahnya usia anak. Meski begitu, Prof. Budi menyarankan orangtua tetap harus dapat mendeteksi adanya ASS pada anak agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak. 

“Kita harus sedini mungkin untuk mengetahui anak alergi susu sapi agar cepat ditangani. Sebab, ASS dapat menghambat tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal,” kata Prof. Budi dalam acara Anak Juara, Morinaga Soya di Jakarta. 

Prof. Budi mengatakan cara mendeteksinya dengan melihat beberapa gejala pada anak setelah mengkonsumsi produk olahan susu seperti diare, kolik, gejala pada kulit, seperti urtikaria (biduran) dan dermatitis atopik (eksim), asma, rinitis, anafilaksis atau reaksi berat dan terjadi secara tiba-tiba.

“Bahkan anak bisa pingsan,” kata Prof. Budi. 

Mencegah Alergi Susu Sapi hingga Mengatasi dengan Susu Soya

Prof. Budi juga menyampaikan Alergi susu sapi terjadi karena genetik dari orangtua, bisa dari ayah, ibu, atau keduanya. ASS juga bisa dicegah agar tidak ada bakat alergi seperti saat masa kehamilan ibu tidak pantang makan apapun selama ibu tidak alergi suatu makanan, sesudah lahir berikan ASI selama minimal 6 bulan, setelah memasuki MPASI pada usia 6 bulan tidak memberikan pantangan makanan. 

Apabila ASI tidak dapat diberikan karena adanya indikasi medis, maka dapat berikan protein terhidrolisa alternatif. Sebab kalau tidak dicegah bisa food alergi, eczema, asma, dampak kesehatan jantung, ekonomi, psikologi , gangguan tumbuh kembang. 

Anak dengan alergi susu sapi (ASS) membutuhkan nutrisi yang sesuai dengan kondisi mereka,seperti formula berbasis soya, yang menjadi nutrisi alternatif untuk anak dengan ASS. Anak dengan ASS yang cocok dengan formula soya, dapat terhindar dari gejala-gejala alergi akibat ASS sehinggaanak tetap dapat memiliki tumbuh kembang yang optimal. 

“Nutrisi yang tepat tidak hanya mendukung tumbuh kembang yang maksimal, tetapi juga mendorong anak menjadi lebih sehat dan berprestasi,” kata Prof. Budi. 

Kalbe Nutritionals melalui Morinaga Soya mempersembahkan gerakan “1000 Cerita Bunda untuk Anak Juara”, sebuah inisiatif yang mengajak para bunda di seluruh Indonesia berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan anak dengan Alergi Susu Sapi (ASS). Gerakan ini berhasil mencetak rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan mengumpulkan lebih dari 1.000 kisah inspiratif dari para bunda, sekaligus menjadi bukti kepedulian Morinaga Soya terhadap kebutuhan nutrisi anak Indonesia.  

“Gerakan ini menjadi bentuk komitmen Morinaga Soya dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dengan adanya penghargaan MURI, kami merayakan kisah inspiratif para Bunda sekaligus memperkuat posisi Morinaga Soya sebagai merek yang peduli terhadap kebutuhan nutrisi anak sehingga mereka bisa terus menjadi Anak Juara.,” kata Dewi Angraeni, Business Unit Head Morinaga IFFO and Specialties Kalbe Nutritionals, 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Parenting |