Fimela.com, Jakarta Hyper Parenting adalah jenis pola asuh yang didasarkan pada obsesi orangtua terhadap masa depan anak yang sukses dan sejahtera. Keinginan orangtua terhadap kesuksesan anak di masa depan merupakan yang wajar. Namun, obsesi yang berlebih justru dapat menimbulkan dampak negatif pada anak.
Istilah hyper parenting juga dapat disebut dengan pola asuh helikopter parenting. Keduanya merupakan kondisi saat orangtua mengontrol, melindungi, dan menyempurnakan anak mereka secara berlebihan.
Orangtua yang menerapkan hyper parenting seringkali tidak menyadari perlakuan mereka sebab sikap tersebut dilandasi atas rasa sayang. Berikut adalah beberapa ciri orangtua tipe hyper parenting.
Ciri Pola Asuh Hyper Parenting
Meskipun terdengar asing, namun tipe pola asuh hyper parenting umum dilakukan oleh banyak orangtua. Kekhawatiran mereka terhadap kesuksesan anak di masa depan dapat mengakibatkan anak merasa terkekang. Kenali beberapa ciri pola asuh hyper parenting di bawah ini!
- Mengatur Semua Urusan AnakCiri pertama orangtua yang menerapkan hyper parenting adalah orangtua yang gemar mengatur segala urusan anak. Mulai dari cara berpakaian, ekskul yang akan diikuti, tempat les, dan segala aktivitas yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Di lain sisi, anak yang diterapkan pola asuh seperti ini akan memiliki ruang gerak yang lebih sempit serta cenderung tidak bisa mengekspresikan dirinya sendiri.
- Selalu Mengkritik AnakMengoreksi anak ketika melakukan kesalahan adalah kewajiban setiap orang tuan. Namun, mengkritik anak atas pencapaian yang berhasil mereka raih adalah persoalan lain. Salah satu obsesi orangtua yang menerapkan hyper parenting adalah prestasi akademik anak. Tidak jarang, orangtua dengan pola asuh ini akan dengan mudah memarahi anak ketika mereka gagal dalam akademik. Terlalu banyak mengkritik alih-alih menyemangati anak untuk bangkit kembali adalah ciri dari pola asuh hyper parenting.
- Terlalu Mengkhawatirkan AnakRasa khawatir yang dimiliki oleh setiap orang tua adalah valid adanya. Namun, rasa khawatir yang berlebihan sehingga melarang anak mencoba banyak hal justru menunjukkan rasa tidak percaya pada anak. Terlalu membatasi anak pada hal-hal yang ingin dia coba akan membuat anak merasa terkekang. Apabila terlalu merasa dikekang, anak justru berpotensi memberontak sebab rasa penasarannya tidak pernah dipenuhi.
- Terlalu Memaksakan KehendakOrangtua tipe hyper parenting biasanya akan memaksakan kehendak mereka untuk dituruti oleh sang anak. Obsesi dengan kesuksesan anak di masa depan membuat orang tua dengan tipe pola asuh ini akan menyibukkan anak dengan banyak kegiatan, seperti les dan ekskul tambahan di sekolah. Seringkali, orangtua tidak terlalu sibuk menuntaskan obsesinya sehingga lupa memperhatikan kondisi fisik dan mental sang anak.
Mengupayakan kesuksesan anak sejak dini merupakan hal yang wajar. Namun, berlebihan atau bahkan obsesi dengan kesuksesan anak adalah persoalan yang lain. Di samping prestasi anak, kesehatan fisik dan mental anak juga perlu diperhatikan. Tidak perlu terlalu cemas, biarkan anak belajar dan bereksplorasi dengan bebas untuk masa depan mereka yang cerah!
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.