McKinsey soal PHK di Indonesia: Ada Mismatch di Pasar Tenaga Kerja

11 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - McKinsey & Company menilai gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak serta merta menandakan berkurangnya kesempatan kerja. Leader of People and Organizational Performance McKinsey Asia Tenggara Phillia Wibowo mengatakan, apapun kondisi ekonomi Indonesia, kesempatan kerja akan selalu ada.

“Kesempatan kerja akan selalu ada, yang harus diatasi adalah mismatch (ketidakcocokan) dalam hal keahlian,” ucap Phillia dalam acara peluncuran laporan The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia’s Productivity di Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2025. Berdasarkan analisis McKinsey, akan ada semakin banyak pekerjaan yang membutuhkan keterampilan digital. Tidak hanya itu, keahlian untuk memecahkan masalah juga semakin diperlukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengatasi masalah ketidakcocokan ini, Phillia menyebut ada tiga hal yang bisa dilakukan. Pertama, perusahaan harus berinvestasi dalam memberikan reskilling bagi para karyawannya. Dengan demikian, perusahaan mendukung karyawan untuk mempelajari keterampilan baru.

Kedua, sektor pendidikan di Indonesia harus bisa mendorong tumbuhnya kewirausahaan yang produktif. “Jangan sampai orang terjebak dalam kewirausahaan dengan produktivitas dan gaji yang rendah. Skalanya harus naik,” ucap dia. Ketiga, pemerintah juga harus mendukung reskilling bagi para pekerja. Menurut dia, di era digital siapa pun bisa mempelajari keterampilan baru.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sebanyak 18.610 tenaga kerja mengalami PHK pada Januari-Februari 2025. PHK delapan belas ribuan tenaga kerja itu sejalan dengan penutupan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex per 1 Maret 2025 lalu.

Kementerian Perindustrian menjanjikan akan ada 24.568 lowongan kerja yang tersedia menyusul pembukaan pabrik baru yang berinvestasi di Indonesia. “Berdasarkan laporan dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), selama Januari-Februari 2025 ada sekitar 198 perusahaan industri yang melaporkan mereka sedang dalam proses membangun fasilitas produksi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 24 ribu lebih,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief dalam keterangan resmi di Jakarta, pada Rabu, 2 April 2025.

Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Parenting |