Fimela.com, Jakarta Anak laki-laki seringkali diberikan gambaran untuk memiliki dunia yang keras dan penuh tantangan. Orangtua seringkali mengajarkan anak laki-laki untuk menjadi sosok yang kuat dan mandiri. Hal tersebut sudah cukup tertanam dalam pikiran banyak orang. Akibatnya, banyak anak laki-laki tumbuh dengan keyakinan bahwa mengekspresikan emosi, terutama yang dianggap lemah seperti sedih atau takut, adalah tanda kelemahan.
Namun, emosi adalah bagian alami dari kehidupan kita, dan anak laki-laki pun berhak untuk merasakan serta mengekspresikan emosinya. Menganggap bahwa laki-laki harus selalu kuat dan tidak boleh menangis dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Bahkan, sebenarnya kita memang butuh mengeluarkan emosi. Karena mengekspresikan emosi merupakan cara yang sehat untuk mengelola perasaan dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Melansir dari thepragmaticparent.com, emosi adalah sesuatu yang kompleks bagi anak-anak. Seiring bertumbuhnya mereka dengan berbagai lingkungan dan kejadian yang hadir dalam hidup mereka, tentu tidak mudah untuk menavigasi kerumitan ini. Peran orangtua sangatlah penting bagi anak dalam berproses mengenali cara mengekspresikan emosi. Lantas, bagaimanakah cara mendidik anak laki-laki agar mengekspresikan emosinya?
Mengeskpresikan berbagai emosi
1. Menjadi contoh bagi anak-anak
Terkadang komunikasi efektif untuk mengedukasi anak jadi sangat menantang bagi para orangtua. Salah satu cara paling dasar untuk mengedukasi apapun untuk anak yaitu dengan mencontohkannya. Seperti mencontohkan cara mengekspresikan emosi.
2. Anak-anak belajar banyak melalui peniruan.
Saat menghabiskan waktu bersama anak, cobalah untuk mengungkapkan perasaan Anda dengan jelas. Baik itu perasaan senang, sedih, atau marah. Dengan melihat orangtua mengekspresikan emosi dengan baik, secara tidak sadar anak-anak akan meniru perilaku orangtua. Meskipun mereka mungkin belum sepenuhnya memahami, seiring berjalannya waktu, mereka akan belajar bagaimana mengelola emosi mereka sendiri.
3. Bantu anak mengurai dan mengenal emosinya
Anak-anak akan merasakan kesulitan untuk memaknai emosi. Bantulah anak dengan memberikan validasi emosi yang sedang dirasakan. Seperti saat anak kesulitan mengekspresikan kesedihan, jadilah orangtua yang aktif untuk bertanya kepada anak mengenai apa yang mereka rasakan. Situasi ini bisa membantu anak mengenal beragam emosi, dan membuat mereka merasa bahwa mengekspresikan emosi bukanlah suatu masalah.
4. Kreatif dalam mendidik cara mengekspresikan emosi
Berbagai imajinasi membersamai anak-anak. Terlebih, anak laki-laki yang aktif dalam banyak hal. Dalam menjalani berbagai distraksi, anak-anak tentu membutuhkan fokus tinggi untuk mempelajari lingkungan sekitar. Orangtua membutuhkan kreativitas tinggi untuk mengedukasi anak. Cobalah kenali kegiatan yang disukai anak. Buatlah fase mengedukasi anak terkait emosi menjadi menyenangkan. Seperti membuat permainan mengenal emosi dan cara mengekspresikannya.
Peran Orangtua Secara Emosional
5. Apresiasi kemampuan anak dalam mengekspresikan emosi
Apresiasi kemampuan anak dalam mengekspresikan emosi adalah tindakan yang sangat bermakna bagi anak. Sebagai orangtua, memberikan perhatian penuh ketika anak mencoba menceritakan apa yang mereka rasakan, baik itu senang, sedih, marah, takut, atau emosi lainnya memberikan banyak manfaat. Anak akan merasa lebih mudah untuk membangun kepercayaan diri, serta membentuk ikatan emosional yang kuat dengan orangtua.
6. Orangtua mengontrol emosi
Pada dasarnya, mendidik anak selalu dimulai dari orangtua. Kunci utama dalam membantu anak mengenali dan mengelola emosinya adalah dengan kita sebagai orang tua juga terus belajar mengelola emosi diri sendiri. Karena ketenangan kita akan menular pada anak dan menjadi contoh bagi mereka dalam mengekspresikan atau mengontrol emosi.
Sebelum kita bisa mengajarkan anak cara mengekspresikan emosi dengan sehat, kita perlu memastikan bahwa kita sendiri memiliki keinginan untuk menguasai kemampuan ini. Keterhubungan emosional antara orang tua dan anak sangat penting. Dengan begitu, orangtua bisa menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi anak untuk mengeksplorasi emosinya.
Penulis: Nadya Aufia
#Unlocking the Limitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.