Kenapa Membandingkan Anak Itu Berbahaya? Ini Alasannya

8 hours ago 1

Fimela.com, Jakarta Setiap anak terlahir unik dengan karakter, kemampuan, dan kecepatan tumbuh kembang yang berbeda-beda. Sayangnya, masih banyak orang tua atau orang dewasa di sekitar anak yang kerap membandingkan satu anak dengan anak lainnya. Perbandingan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari prestasi akademik, bakat, hingga sikap dan kepribadian.

Meskipun maksudnya mungkin untuk memotivasi, membandingkan anak justru bisa menimbulkan tekanan mental dan rasa rendah diri. Anak yang terus dibandingkan akan merasa tidak cukup baik dan mulai mempertanyakan nilai dirinya sendiri. Hal ini bisa berdampak jangka panjang terhadap perkembangan emosional dan kepercayaan dirinya.

Berikut ini adalah lima dampak negatif dari sering membandingkan anak:

Membunuh Kepercayaan Diri Anak

Ketika anak terus dibandingkan dengan saudaranya, temannya, atau bahkan anak tetangga, ia bisa mulai merasa dirinya tidak cukup baik. Lama-kelamaan, anak mungkin merasa bahwa apapun yang ia lakukan tidak akan pernah bisa memuaskan orang tuanya. Ini akan mengikis rasa percaya dirinya, padahal rasa percaya diri sangat penting untuk pertumbuhan mental dan sosial anak.

Menyebabkan Anak Merasa Tidak Dicintai

Anak-anak sangat peka terhadap ekspresi kasih sayang dari orang tua. Jika mereka merasa terus dibandingkan, mereka bisa menafsirkan hal tersebut sebagai tanda bahwa orang tua lebih mencintai anak lain yang dianggap "lebih baik". Perasaan tidak dicintai ini bisa tumbuh menjadi luka batin yang terbawa hingga dewasa.

Memicu Rasa Iri

Alih-alih memotivasi, membandingkan anak bisa menimbulkan rasa iri antar saudara atau teman sebaya. Anak yang dibandingkan bisa merasa cemburu dan melihat anak lain sebagai saingan, bukan sebagai teman atau saudara. Hal ini bisa merusak hubungan dan menanamkan pola pikir kompetitif yang tidak sehat.

Menghambat Potensi Anak

Setiap anak punya minat dan bakat yang berbeda. Saat anak terus dibandingkan dan didorong untuk menjadi seperti orang lain, potensi aslinya bisa terabaikan. Anak mungkin merasa terpaksa mengikuti jalur yang bukan miliknya hanya untuk menyenangkan orang tua, dan ini bisa menghambat perkembangan dirinya secara alami.

Menanamkan Rasa "Tidak Pernah Cukup" pada Anak

Membandingkan anak juga bisa membuatnya tumbuh dengan perasaan bahwa apa pun yang dilakukan selalu kurang. Ini bisa menciptakan tekanan mental dan rasa cemas yang tinggi. Anak bisa merasa bahwa untuk mendapatkan cinta dan penerimaan, ia harus selalu menjadi lebih dari orang lain—bukan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Membandingkan anak mungkin terasa sepele atau bahkan sudah menjadi kebiasaan yang tidak disadari. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak tumbuh dengan keunikan masing-masing. Daripada membandingkan, fokuslah pada bagaimana mendukung anak untuk menjadi versi terbaik dirinya, dengan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Parenting |