TEMPO.CO, Jakarta - Vasektomi dikenal sebagai metode kontrasepsi permanen untuk pria. Meski dikenal sebagai prosedur kontrasepsi jangka panjang yang aman dan efektif, vasektomi tetap menyimpan sejumlah risiko. Efek samping ini bisa muncul segera setelah operasi atau berkembang seiring waktu. Meskipun jarang, risiko yang akan terjadi juga perlu diperhatikan setelah melakukan vasektomi.
Dilansir dari laman Healthline, berikut risiko jangka pendek maupun jangka panjang setelah menjalani vasektomi:
Efek Samping Vasektomi Jangka Pendek
Beberapa gejala umum dapat muncul dalam hitungan jam hingga beberapa hari setelah tindakan.
1. Nyeri dan Rasa Tidak Nyaman
Pasien mungkin mengalami nyeri ringan atau ketidaknyamanan di area skrotum. Obat pereda nyeri seperti ibuprofen dan pemakaian celana dalam penyangga bisa membantu meringankan keluhan ini.
2. Memar dan Pembengkakan
Pembengkakan ringan dan perubahan warna kulit di sekitar skrotum adalah efek yang lazim. Kompres es berlapis kain selama 10–15 menit dan obat antiinflamasi seperti naproksen dapat mempercepat pemulihan.
3. Perdarahan dan Hematoma
Perdarahan dari area sayatan atau terbentuknya hematoma (gumpalan darah) bisa terjadi. Biasanya akan mereda sendiri, namun bila pembalut terus basah oleh darah, segera konsultasikan dengan dokter.
4. Infeksi Luka Operasi
Meski jarang, infeksi tetap mungkin terjadi. Dokter biasanya tak meresepkan antibiotik preventif kecuali pasien memiliki riwayat infeksi atau kondisi medis tertentu yang berisiko.
Komplikasi Jangka Panjang Vasektomi yang Mungkin Terjadi
Namun tak dapat dihindari pula kemungkinan komplikasi jangka panjang terjadi di kemudian hari, seperti:
1. Nyeri Kronis
Beberapa pria mengalami nyeri skrotum berkepanjangan dengan intensitas bervariasi, dari tumpul hingga tajam.
2. Granuloma Sperma
Benjolan kecil akibat sperma yang bocor dari vas deferens ke jaringan sekitar. Biasanya tidak bergejala, tapi bisa menimbulkan nyeri pada sebagian orang.
3. Fistula Vasovenosa
Kasus langka di mana pembuluh darah menempel ke vas deferens dan terluka saat operasi. Gejalanya bisa berupa darah dalam urin atau cairan ejakulasi. Penanganan medis segera dibutuhkan.
4. Kegagalan Vasektomi
Sekitar 11 dari 1.000 vasektomi bisa gagal dalam dua tahun pertama. Separuh dari kasus ini terjadi dalam tiga bulan pertama pascaoperasi. Kegagalan dapat terjadi karena teknik bedah yang kurang efektif atau karena saluran vas deferens menyambung kembali secara alami, memungkinkan sperma masuk ke dalam semen.
5. Sindrom Nyeri Pascavasektomi (PVPS)
Dikutip dari laman NHS, PVPS atau post-vasectomy pain syndrome adalah kondisi langka berupa nyeri testis berkepanjangan setelah vasektomi. Penanganannya mencakup obat antiinflamasi hingga pereda nyeri saraf. Dalam kasus yang berat, operasi pengangkatan sebagian saraf di testis bisa menjadi pilihan. Meski jarang terjadi, PVPS menjadi pertimbangan penting bagi pria yang mempertimbangkan vasektomi sebagai langkah kontrasepsi permanen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini