TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 12-15 Mei 2025.
Prakirawan BMKG M. Soleh Ismail mengatakan bibit Siklon Tropis 93P (8.7°Lintang Selatan; 138.2°Bujur Timur) 1002 HPA di Laut Arafuru memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Soleh mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari timur laut hingga tenggara dengan kecepatan angin berkisar 4-23 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar dan Laut Arafuru," ucap Soleh melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Mei 2025.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan NTB, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya.
Gelombang serupa berpotensi terjadi di Laut Arafuru bagian barat, Selat Makassar bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Bali, Samudra Hindia selatan NTT, Samudra Pasifik utara Papua, Selat Karimata bagian selatan, dan Selat Makassar bagian tengah.
Sedangkan gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4,0 meter berpeluang terjadi di Laut Arafuru bagian tengah dan Laut Arafuru bagian timur. "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata dia.
Untuk itu, kata Soleh, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan agar menghindari kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Untuk kapal tongkang, diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Pada kapal ferry, perlu menghindari kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ucapnya.