Tangan Terampil di Balik Karya Seni Sang Seniman Kondang

3 hours ago 1

APAKAH kau tahu bahwa sejumlah karya seni yang kita sering saksikan di galeri seni atau dipajang di ruang publik sebetulnya hasil kerja banyak orang. Karya seni itu bukan hanya hasil kerja sang seniman yang namanya disematkan pada karya tersebut.

Contohnya instalasi "Perusak" karya Goenawan Mohamad yang saat ini sedang dipamerkan di Srisasanti Gallery, Yogyakarta. Instalasi ini berupa gabungan peti dan tank yang merupakan bentuk solidaritas Goenawan terhadap orang Palestina korban genosida tentara Israel di Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Instalasi itu berbahan kayu lapis dan resin seberat 70 kilogram. Goenawan tidak membuatnya sendiri. Dia memang punya ide dan merancangnya, tapi yang mewujudkannya menjadi sebuah benda seperti yang dipamerkan itu adalah Slamet.

Slamet tinggal di pelosok Desa Bonosari, Kecamatan Sempor, Kebumen, Jawa Tengah. Di sana pula dia punya bengkel kerja, tempa dia menggarap banyak karya seni pesanan seniman atau pengusaha.

Slamet tidak pernah mengenyam pendidikan seni di perguruan tinggi. Dia juga belajar otodidak untuk membuat patung, lukisan, dan berbagai karya seni lain. Meskipun demikian, dia dapat menerjemahkan gagasan seniman menjadi sebuah karya. Dialah yang mempertimbangkan bahan apa yang akan dipakai dan seperti apa jadinya nanti. Tentu saja, proses pembuatan karya itu juga melalui diskusi yang intens dengan sang seniman. Karena kemampuannya itu, dia punya banyak pelanggan, termasuk Goenawan Mohamad dan Irawan Karseno, perupa lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.

Di dunia seni rupa Slamet disebut artisan atau orang yang membantu seniman dalam penciptaan karya seni. Ada pula Erwan Hersisusanto, artisan di Yogyakarta; Toni Antonius yang mukim di Bandung; dan Dadan Sutisna, artisan perupa kontemporer Sunaryo di Bandung.

Agak sulit menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Artisan itu kira-kira seperti tukang atau pengrajin yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam penciptaan karya seni. Namun, sebutan artisan juga disematkan kepada orang yang membantu seniman, entah sekadar menyiapkan kanvas dan cat untuk melukis atau bahkan turut melukis di bagian tertentu. Dalam beberapa kasus para mereka kemudian bahkan menjadi seniman yang punya karya sendiri.

Para artisan banyak bermunculan sejak 2000-an. Saat itu terjadi "ledakan" dalam bisnis seni rupa di Indonesia. Harga lukisan naik dan permintaan di pasar tinggi. Masalahnya, para seniman tak bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam waktu cepat, sehingga merekrut para artisan untuk membantu mereka.

Peran penting para artisan inilah yang kami potret dalam laporan Selingan pekan ini. Kami mengunjungi bengkel kerja mereka dan menyaksikan bagaimana mereka menggarap sejumlah karya.

Bagaimana hubungan artisan dan seniman? Berapa mereka dibayar untuk membuat suatu karya? Apakah para artisan diakui dalam penciptaan karya tersebut?

Hal-hal inilah yang kami angkat dalam laporan tersebut.

Oya, kami juga mewawancarai para seniman yang biasa melibatkan artisan dalam proses penciptaan karya seni mereka. Dari pandangan mereka kita dapat melihat bagaimana sebenarnya hubungan antara seniman dan artisannya.

Laporan ini hendak menggambarkan sisi lain dari proses penciptaan sebuah karya seni yang selama ini tak terlihat atau malah terabaikan.

Read Entire Article
Parenting |