Cara Pramono Anung Cegah Tawuran di Jakarta

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo berencana menerapkan berbagai langkah untuk mencegah terjadinya tawuran. Ia juga berujar bahwa dirinya sudah mempelajari sejumlah faktor terjadinya tawuran di wilayah Jakarta. Menurut dia, pelaku tawuran umumnya adalah warga yang belum memiliki pekerjaan tetap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pramono pun menyatakan bertanggung jawab untuk memperbaiki persoalan yang menyebabkan maraknya tawuran. “Sebagai Gubernur Jakarta, saya tidak mau ngomongin tempat lain, tetapi saya bertanggung jawab terhadap warga Jakarta untuk memperbaiki itu,” ucap Pramono di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 13 Mei 2025.

Berikut sejumlah cara yang dilakukan Pramono Anung demi mencegah terjadinya tawuran. 

Buka Taman Selama 24 Jam

Pramono Anung berencana membuka taman-taman di Jakarta selama 24 jam untuk mencegah tawuran. Ia menilai tawuran di Jakarta terjadi karena kurangnya tempat berekspresi bagi para pemuda. 

"Salah satu faktornya adalah yang namanya anak-anak muda yang energinya berlebihan ini memerlukan tempat untuk berekspresi," kata Pramono di Penjaringan, Jakarta Utara pada Ahad, 20 April 2025.

Pramono berharap penambahan jam operasional taman akan memberikan pemuda Jakarta sarana lain untuk berekspresi. "Mudah-mudahan akan bisa mengurangi tawuran yang ada di Jakarta," ucap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Program Manggarai Berselawat

Pramono juga berencana akan membuat program “Manggarai Berselawat” sebagai salah satu upaya untuk menyelesaikan tawuran yang kerap terjadi di kawasan itu. Wacana ini muncul setelah tawuran kembali pecah di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, pada Ahad malam, 4 Mei 2025.

Peristiwa bentrok antarwarga Jakarta ini adalah untuk kali ke sekian yang terjadi di bilangan tersebut. Menurut Pramono, salah satu faktor pemicu maraknya tawuran di wilayah tersebut karena ketidakberuntungan anak-anak muda di sana.

“Banyak yang belum punya pekerjaan tetap. Lalu sarana olahraga dan fasilitas lainnya juga kurang termanfaatkan. Sehingga saya akan mengagas apa yang dinamakan 'Manggarai Berselawat',” kata Pramono saat dijumpai di Jakarta Pusat, Selasa, 13 Mei 2025, dikutip dari Antara. 

Pramono pun berencana mengajak kelompok-kelompok yang terlibat konflik di wilayah tersebut untuk berdialog bersama. Ia menjelaskan pendekatan yang diterapkan dalam program ini mengedepankan nilai-nilai budaya dan keagamaan. 

Menurutnya, pendekatan dengan duduk bersama dan berdialog antarwarga dari RW-RW yang kerap berseteru dapat mengurai akar masalah yang sebenarnya. “Kita cari tahu apa akar masalahnya. Nggak bisa hanya menyalahkan saja,” kata Pramono.

Saat ditanya apakah program serupa akan diterapkan di wilayah lain, Pramono menjawab bahwa saat ini Manggarai Berselawat menjadi percontohan. “Ini baru contoh saja. Tentunya yang lain akan menyusul,” kata Pramono.

Sultan Abdurrahman dan Ervana Trikarina Putri berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Parenting |