4 Tahap Kerja Desk Karhutla, Sudah Termasuk Rekayasa Cuaca

15 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Desk Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan, atau Desk Karhutla, yang ditangani oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merumuskan empat langkah utama antisipasi kebakaran. Unit dalam naungan Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) ini berfokus pada dua jenis wilayah rawan kebakaran, yaitu wilayah prioritas dan khusus.

Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan merupakan wilayah prioritas. Sedangkan area khususnya adalah Kalimantan Timur, lokasi berdirinya Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan Desk Karhutla selalu memulai mitigasi dengan pembentukan satuan tugas (satgas) darat. Tim ini memberikan dukungan alat, perangkat, personel, dan anggaran kepada pemerintah daerah.

“Perangkatnya bisa berupa pompa jinjing, motor trail dengan pompa, alat pelindung diri untuk petugas, serta kebutuhan lainnya,” ucapnya kepada Tempo, pada Senin 5 Mei 2025.

Sebagai ujung tombak mitigasi, satgas yang terdiri dari perwailan Kementerian Kehutanan, aparat daerah, dan petugas pendukung diminta memadamkan api kurang dari tiga jam. Jika lebih dari durasi tersebut, ucap Muhari, karhutla dikhawatirkan meluas.

Desk Karhutla juga menggandeng pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk mengawasi serta menindak para pembakar hutan. Langkah dan temuan unit kerja mitigasi karhutla ini bisa dibaca lebih lengkap dalam Laporan Premium Tempo berjudul Mengapa Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Dimulai dari Riau.

Tahap kedua mitigasi karhutla, bila memang meluas, adalah pemadaman api lewat armada water bombing. Muhari memastikan lembaganya menyiagakan 14 unit helikopter water bombing dan 14 helikopter patroli di tujuh kawasan prioritas dan khusus. Masing-masing helikopter itu hanya dapat menjangkau radius 10 hektare.

Mitigasi untuk skala yang lebih luas lagi berupa rekayasa cuaca dengan pesawat penyemai garam dan natrium klorida. Cara ini hanya cocok diterapkan sebelum maupun sesudah puncak kemarau. Untuk tahap yang lebih jauh, modifikasi cuaca digencarkan untuk mengisi embung dan sungai. "Di musim kemarau, jumlah awan sangat sedikit sehingga susah membuat hujan," kata Muhari.

Read Entire Article
Parenting |