Akhir Tahun Ajaran Kerap Membuat Orang Tua Burnout, Ini Alasannya

6 hours ago 1

ringkasan

  • Periode akhir tahun ajaran sekolah yang sangat sibuk dan penuh tekanan bagi orang tua, mirip kesibukan Desember namun tanpa perayaan dan dengan tingkat stres lebih tinggi.
  • Periode ini menyebabkan kelelahan fisik, mental, dan emosional pada orang tua, ditandai dengan jadwal padat, beban finansial, serta tekanan sosial yang berkontribusi pada peningkatan depresi dan kecemasan.
  • Untuk mengatasinya, orang tua disarankan memprioritaskan tugas, mendelegasikan, menetapkan batasan, menjaga kesehatan diri, dan mencari dukungan agar dapat mengurangi dampak negatif pada diri sendiri dan anak.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda merasa bulan Mei hingga Juni terasa jauh lebih sibuk dan melelahkan dibandingkan bulan Desember, namun tanpa kemeriahan liburan? Jika iya, Anda tidak sendiri. Fenomena ini menggambarkan periode akhir tahun ajaran sekolah yang sangat padat.

Istilah ini dipopulerkan oleh kreator konten daring, keluarga Holderness, untuk menggambarkan kekacauan yang melanda para orang tua. Periode ini menyerupai kesibukan musim liburan bulan Desember, namun dengan tingkat stres yang lebih tinggi dan minim perayaan.

Intinya, pada periode ini adalah masa di mana orang tua, terutama ibu, merasa kewalahan. Mereka menghadapi tekanan fisik, mental, dan emosional yang intens akibat berbagai tuntutan akhir tahun ajaran.

Menguak Kesibukan Kalender dan Beban Finansial

Bulan Mei sampai Juni seringkali dipenuhi dengan beragam acara sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler yang tak ada habisnya. Mulai dari prom, wisuda, resital tari, perjalanan lapangan, hingga ujian akhir dan minggu apresiasi guru, semuanya menumpuk dalam satu waktu. Kalender menjadi sangat padat, membuat orang tua harus ekstra cermat dalam mengatur jadwal.

Selain kesibukan jadwal, dalam periode ini juga membawa beban finansial yang signifikan, mirip dengan musim liburan akhir tahun. Pengeluaran meliputi hadiah wisuda, biaya kamp musim panas, perjalanan, hadiah untuk guru dan pelatih, serta biaya pendaftaran kelas musim panas. Total pengeluaran untuk hadiah kelulusan dan wisuda diperkirakan mencapai rekor $6,8 miliar pada tahun 2025 di AS, menunjukkan betapa besar tekanan finansial ini.

Berbeda dengan bulan Desember yang biasanya diikuti oleh waktu istirahat di bulan Januari, Mei hingga Juni seringkali langsung berlanjut ke perencanaan liburan musim panas. Ini berarti tidak ada jeda yang cukup bagi orang tua untuk memulihkan diri. Situasi ini tentu saja memperparah tingkat kelelahan dan stres yang dirasakan.

Dampak Emosional dan Kelelahan Orang Tua

Para ibu seringkali memikul sebagian besar beban kerja mental, yaitu pekerjaan antisipatif dalam mengingat dan merencanakan semua kegiatan ini. Beban kognitif ini dapat menyebabkan orang tua merasa kewalahan dan berada dalam “mode bertahan hidup” selama periode ini.

Banyak orang tua melaporkan mengalami kelelahan (burnout), stres, serta kelelahan fisik, mental, dan emosional selama periode ini. Sebuah studi tahun 2023 oleh Pew Research Center menemukan bahwa sekitar 1 dari 3 orang tua di AS merasa stres “sebagian besar waktu” saat mengasuh anak. Studi lain dari Ohio State University pada 2024 menunjukkan 62% orang tua merasa kelelahan dan 66% merasa terisolasi serta kesepian karena tuntutan pengasuhan anak.

Kelelahan orang tua ini tidak hanya berdampak pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada anak-anak. Orang tua yang kelelahan cenderung memiliki tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang lebih tinggi. Mereka juga lebih mungkin untuk mengasuh anak dengan lebih keras, seperti menghina, mengkritik, berteriak, atau bahkan memukul anak. Anak-anak pun dapat mengalami masalah perilaku dan emosional, kesulitan konsentrasi, serta harga diri rendah akibat kelelahan orang tua.

Tekanan sosial dari media sosial juga memperburuk kondisi ini, mendorong orang tua untuk menjadi “sempurna” dan membandingkan diri mereka dengan orang lain. Menurut laporan Gallup tahun 2024, wanita pekerja di AS 81% lebih mungkin merasa kelelahan dibandingkan rekan-rekan mereka. Survei pada Juni-Juli 2023 juga menemukan 57% orang tua yang bekerja melaporkan gejala kelelahan orang tua.

Strategi Efektif Mengatasi Stres

Untuk mengatasi hal ini, Sahabat Fimela dapat memulainya dengan memprioritaskan dan merencanakan. Nilai kembali komitmen yang ada, prioritaskan tugas-tugas penting, dan buat jadwal yang realistis. Jangan ragu untuk mendelegasikan tugas kepada pasangan, anggota keluarga, atau teman untuk meringankan beban Anda.

Penting juga untuk belajar menetapkan batasan dan berani mengatakan “tidak” pada beberapa kegiatan yang tidak terlalu esensial. Fokus pada kualitas waktu bersama anak, bukan kuantitas kegiatan yang mereka ikuti. Ingat, terlalu banyak kegiatan ekstrakurikuler justru dapat memicu masalah konsentrasi dan kesehatan mental pada anak.

Jaga kesehatan fisik dan mental Anda dengan memasukkan praktik mindfulness, makan sehat, tidur yang cukup, dan olahraga teratur ke dalam rutinitas harian. Setelah semua acara dalam kalender sekolah selesai, pastikan untuk merencanakan dan menjadwalkan waktu pemulihan. Terakhir, lakukan komunikasi terbuka dengan anak-anak tentang harapan dan perasaan mereka selama periode sibuk ini, serta cari dukungan dari sesama orang tua.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Parenting |