Fimela.com, Jakarta Banyak orang berpikir bahwa kolesterol tinggi hanya disebabkan oleh pola makan atau kurang olahraga. Penelitian medis menunjukkan bahwa kolesterol juga bisa diturunkan dari orangtua kepada anak. Kondisi ini membuat sebagian anak sudah memiliki risiko kolesterol tinggi sejak lahir, bahkan sebelum mereka mengenal makanan berlemak.
Memahami hubungan antara kolesterol orangtua dan anak sangat penting agar keluarga dapat melakukan langkah pencegahan sedini mungkin. Dengan deteksi awal dan gaya hidup sehat, risiko penyakit jantung di masa depan bisa ditekan secara signifikan.
1. Kolesterol Bisa Diturunkan Secara Genetik
Menurut Children’s Hospital of Philadelphia (CHOP), anak-anak yang orangtuanya memiliki kolesterol tinggi berisiko lebih besar mengalami hal yang sama. Kondisi ini disebut Familial Hypercholesterolemia (FH), yaitu kelainan genetik yang membuat tubuh sulit mengeluarkan kolesterol jahat (LDL) dari darah.
Penelitian di National Center for Biotechnology Information (NCBI) menjelaskan bahwa seseorang dapat mengalami FH hanya dengan mewarisi satu gen abnormal dari salah satu orangtua. Bila kedua orangtua memiliki FH, risiko anak terkena kondisi ini bisa meningkat dua kali lipat.
FH menyebabkan kadar kolesterol tinggi sejak masa kanak-kanak. Jika tidak dikenali dan ditangani, kondisi ini dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner bahkan di usia muda.
Karena itu, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemeriksaan kolesterol untuk anak usia 9–11 tahun, terutama jika dalam keluarga terdapat riwayat kolesterol tinggi atau penyakit jantung.
Langkah ini membantu dokter mendeteksi potensi gangguan lebih awal sehingga pencegahan bisa dilakukan dengan tepat.
2. Gaya Hidup Keluarga Memengaruhi Risiko Anak
Selain faktor genetik, lingkungan dan kebiasaan keluarga juga berperan besar terhadap kadar kolesterol anak.
Situs HealthyChildren.org menjelaskan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gorengan, atau makanan cepat saji lebih berisiko memiliki kolesterol tinggi dibandingkan anak yang terbiasa makan sayur, buah, dan makanan berserat.
Anak-anak belajar dari contoh. Ketika orangtua menjaga pola makan, berolahraga teratur, dan membatasi konsumsi makanan olahan, anak pun akan terbiasa dengan pola hidup sehat.
Sebaliknya, jika gaya hidup keluarga cenderung tidak aktif dan pola makannya tidak seimbang, risiko kolesterol tinggi bisa meningkat meskipun tidak ada faktor genetik.
Menurut Harvard Health Publishing, faktor lingkungan dapat memperburuk kondisi kolesterol yang sudah dipengaruhi genetik. Akan tetapi, kebiasaan hidup sehat mampu menekan risiko secara signifikan.
Itu sebabnya, perubahan kecil di rumah, seperti mengurangi makanan berlemak, memilih camilan sehat, dan rutin beraktivitas fisik, dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan seluruh anggota keluarga.
3. Langkah Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Penelitian dari American Heart Association (AHA) menunjukkan adanya hubungan antara riwayat penyakit jantung pada orangtua dan profil kolesterol anak. Anak-anak dari keluarga dengan kolesterol tinggi cenderung memiliki kadar LDL dan trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan anak lain.
Namun kabar baiknya, risiko ini bisa dikendalikan. Berikut beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh para ahli:
- Kenali riwayat kesehatan keluarga. Jika salah satu orangtua memiliki kolesterol tinggi atau penyakit jantung, segera konsultasikan ke dokter untuk menentukan jadwal pemeriksaan kolesterol anak.
- Lakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin. Tes darah sederhana dapat menunjukkan kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Pemeriksaan ini sebaiknya diulang setiap beberapa tahun.
- Perbaiki pola makan keluarga. Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans seperti daging olahan, keju berlemak, atau makanan cepat saji. Sebaliknya, perbanyak asupan sayur, buah, ikan, dan gandum utuh.
- Dorong aktivitas fisik. Anak dianjurkan aktif bergerak setidaknya satu jam setiap hari untuk menjaga keseimbangan kolesterol.
- Edukasi seluruh anggota keluarga. Jadikan gaya hidup sehat sebagai kebiasaan bersama, bukan hanya tanggung jawab individu.
Kebiasaan ini tidak hanya membantu menurunkan kolesterol, tetapi juga memperkuat kesehatan jantung dan metabolisme tubuh secara keseluruhan.
Kolesterol tinggi bukan hanya masalah orang dewasa. Kondisi ini bisa dimulai sejak masa kanak-kanak, terutama bila ada riwayat kolesterol tinggi pada orangtua.
Faktor genetik memang tidak dapat diubah, tetapi gaya hidup sehat dapat membantu mengendalikan dampaknya. Pemeriksaan rutin, pola makan seimbang, dan aktivitas fisik teratur adalah langkah nyata yang dapat melindungi anak dari risiko penyakit jantung di masa depan.
Kesadaran keluarga terhadap kolesterol adalah bentuk tanggung jawab bersama. Dengan mengetahui kondisi tubuh lebih awal, setiap keluarga dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan.
Menjaga kolesterol bukan hanya tentang menghindari angka tinggi di hasil laboratorium, tetapi tentang memastikan setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk tumbuh dan hidup sehat lebih lama.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5389667/original/006419200_1761205646-Depositphotos_721501218_XL.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5385699/original/030238100_1760940816-Depositphotos_383353885_XL.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5373200/original/033187400_1759814871-Depositphotos_484356788_XL.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4548967/original/094336900_1692782124-tanaphong-toochinda-FEhFnQdLYyM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334064/original/085095600_1756705058-IMG-20250901-WA0007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4713072/original/035361700_1704965813-jose-ibarra-ifM0755GnS0-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5361908/original/053516400_1758797575-Photo_1.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5361900/original/014213200_1758797231-prostooleh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385530/original/083849700_1760935081-Depositphotos_142509949_XL.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3279101/original/098164400_1603767645-andrea-bertozzini--UkZIGs4ejo-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4202582/original/036452200_1666668215-kelly-sikkema-V106bb1a9BY-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4563735/original/035192900_1693891423-20230905085022__fpdl.in__postnatal-period-with-mother-child_23-2149125034_normal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4051493/original/078187600_1655119675-pexels-andrea-piacquadio-3820120.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380029/original/055220000_1760413241-little-asian-girl-holding-plant-park.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3016761/original/071660300_1578537742-shutterstock_1106744162.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5331910/original/072110300_1756451465-sigmund-TJxotQTUr8o-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355727/original/030180900_1758351434-young-child-spending-time-together-comfort-their-home.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355687/original/010864400_1758350038-high-angle-boy-concentrated-reading.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5050523/original/046365500_1734147533-Screenshot_2024-12-14_at_10.32.31.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380269/original/060569100_1760420394-pexels-brunoabdiel-19738355.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380987/original/024928800_1760442557-pexels-vanessa-loring-5083233.jpg)





























