Ini Cara Seru Membentuk Core Memory Anak dengan Lomba Lari

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, setiap orang dewasa pasti memiliki kenangan masa kecil yang membekas kuat, membentuk siapa mereka hari ini. Kenangan-kenangan inilah yang sering disebut sebagai "core memory" atau memori inti. Istilah ini, yang dipopulerkan oleh film animasi Pixar Inside Out pada tahun 2015, merujuk pada serangkaian ingatan spesifik yang memiliki nilai emosional dan berperan besar dalam membentuk kepribadian seorang anak.

Meskipun bukan konsep murni dalam ilmu saraf, gagasan ini sejalan dengan temuan psikologi bahwa kenangan tertentu dapat menjadi pilar permanen bagi identitas seseorang. Memori inti ini sangat fundamental bagi pembentukan karakter dan kesehatan mental anak di masa depan. Oleh karena itu, menciptakan pengalaman positif sangatlah penting.

Salah satu cara efektif untuk menciptakan kenangan berharga tersebut adalah melalui kegiatan yang menyenangkan dan menantang. Mengikutsertakan anak dalam lomba lari terbukti menjadi metode yang ampuh. Aktivitas ini tidak hanya menyehatkan fisik tetapi juga mampu membentuk core memory anak dengan lomba lari yang penuh makna.

Para ahli psikologi dan edukator sepakat bahwa "core memory" memiliki peran fundamental dalam pembentukan karakter dan kesehatan mental anak. Damar Wijayanti, seorang edukator bersertifikat bidang positive discipline parent, menjelaskan bahwa memori inti tidak hanya memberikan kesan mendalam. Kenangan ini juga menjadi dasar nilai dan tabiat anak saat dewasa.

Menurut Damar, memori inti memiliki tiga fungsi utama yang krusial bagi tumbuh kembang anak:

• Fungsi Diri (Self Function): Membantu anak memahami identitas dirinya serta berkontribusi pada pembentukan karakter.
• Fungsi Sosial (Social Function): Membantu anak memahami cara berinteraksi di lingkungan sosial, berkaitan dengan peningkatan rasa percaya diri.
• Fungsi Arah (Direction Function): Memberikan arah atau panduan bagi anak dalam menjalani kehidupannya.

Psikolog Anak dan Remaja, Winny Suryania, M.Psi, juga menegaskan bahwa kesehatan mental anak adalah fondasi kuat bagi perkembangan anak. Mental yang sehat mendukung pertumbuhan kemampuan anak di segala aspek kehidupan sosial. Dokter spesialis anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, menambahkan bahwa memori inti yang positif sangat penting agar anak tidak "haus cinta" dari luar saat dewasa.

Meskipun sulit memprediksi pengalaman mana yang akan menjadi "core memory" bagi seorang anak, para ahli menyarankan untuk memperbanyak pengalaman positif. Anak-anak pada usia antara 5 hingga 12 tahun mengalami perkembangan memori yang sangat pesat. Mereka dengan cepat memproses dan menyimpan ingatan yang dapat bertahan hingga dewasa.

Periode ini menjadi waktu yang sangat baik untuk menciptakan pengalaman-pengalaman berkesan yang akan menjadi pilar identitas mereka. Kumpulan pengalaman positif ini bisa menjadi kenangan dalam memori yang berperan membantu anak memahami siapa dirinya. Hal ini juga mendukung kepercayaan diri hingga kemampuan menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, orang tua memiliki peran krusial dalam menyediakan lingkungan dan kesempatan. Lingkungan dan kesempatan tersebut memungkinkan anak-anak untuk mengumpulkan berbagai pengalaman positif. Pengalaman ini akan menjadi fondasi "core memory" mereka.

Mengikutsertakan anak dalam lomba lari adalah salah satu cara efektif untuk menciptakan "core memory" positif. Lomba lari menawarkan berbagai manfaat yang melampaui kesehatan fisik semata. Anak-anak yang berpartisipasi dalam lomba lari dapat merasakan peningkatan kepercayaan diri. Mereka juga mengembangkan keterampilan sosial, melatih disiplin, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental.

Anak-anak yang berlari secara teratur akan melihat bagaimana performa mereka meningkat seiring dengan latihan. Hal ini meningkatkan kebanggaan dalam diri mereka. Peningkatan ini akan membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka, bahkan saat mereka berada di sekolah atau kehidupan sosial. Lomba lari juga menanamkan nilai-nilai sportivitas dan ketekunan.

Pengalaman berkompetisi, mencapai garis finis, dan merasakan dukungan dari keluarga serta teman-teman dapat menjadi momen emosional. Momen ini sangat membanggakan bagi anak. Ini adalah jenis pengalaman yang cenderung melekat dalam ingatan dan membentuk pandangan positif terhadap tantangan dan pencapaian. Dengan demikian, lomba lari menjadi sarana ampuh membentuk core memory anak dengan lomba lari.

Salah satu contoh nyata bagaimana lomba lari dapat menjadi sarana pembentuk "core memory" adalah melalui acara seperti Taro Junior Dash. Acara ini merupakan bagian dari Jakarta Running Festival (JRF), perhelatan lari terbesar di Indonesia. JRF secara rutin menyelenggarakan berbagai kategori lomba, termasuk untuk anak-anak.

Taro Junior Dash dirancang khusus untuk anak-anak berusia 4 hingga 12 tahun, dengan jarak lari yang disesuaikan. Acara ini tidak hanya fokus pada kompetisi. Tetapi juga memperkenalkan konsep penerapan nilai-nilai budi pekerti seperti kepedulian (compassion), integritas (integrity), keberanian (courage), ketangguhan (resilience), dan kreativitas (creativity).

Dwiki Akbar Sukmadi Candra, Senior Brand Manager Taro FKS Food Sejahtera, secara eksplisit menyatakan bahwa Taro Junior Dash bukan sekadar lomba lari. Ia adalah momen berharga yang menjadi "core memory" bagi anak dan keluarganya. Mereka bertujuan menghadirkan pengalaman yang menyenangkan, penuh kegembiraan, kebersamaan, dan nilai sportivitas. Ini adalah wujud nyata bagaimana kita bisa membentuk core memory anak dengan lomba lari.

Meskipun informasi spesifik mengenai Jakarta Running Festival 2026 masih terbatas, mengingat kesuksesan JRF 2025, sangat mungkin acara serupa akan kembali diselenggarakan. Ini akan menjadi kesempatan emas bagi orang tua untuk memberikan pengalaman berharga yang dapat membentuk "core memory" positif bagi anak-anak mereka.