ringkasan
- Penuhi kebutuhan dasar anak seperti istirahat dan makan yang cukup, serta terapkan rutinitas harian konsisten untuk mengurangi frustrasi dan kemungkinan tantrum.
- Berikan anak pilihan kecil yang sesuai usia, perhatian positif untuk perilaku baik, dan ajari mereka mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
- Jaga konsistensi dalam batasan, kelola emosi orang tua agar tetap tenang, dan pahami pemicu tantrum anak tanpa menyerah pada tuntutan mereka.
Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, melihat si kecil tiba-tiba meledak dalam emosi, menangis histeris, atau berguling-guling di lantai tentu menjadi pemandangan yang menguras tenaga. Fenomena ini dikenal sebagai tantrum, sebuah ledakan emosi yang tidak terkontrol pada anak.
Tantrum umumnya terjadi pada anak usia 1,5 hingga 5 tahun, periode krusial saat mereka mulai mengembangkan kemandirian namun masih kesulitan mengungkapkan keinginan atau perasaannya dengan kata-kata. Frustrasi akibat ketidakmampuan berkomunikasi inilah yang seringkali menjadi pemicu utama.
Meskipun tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak, ada berbagai strategi yang bisa Sahabat Fimela terapkan sebagai cara mencegah anak tantrum agar frekuensi dan intensitasnya berkurang. Mari kita selami tips-tips praktis untuk menciptakan suasana rumah yang lebih tenang.
Penuhi Kebutuhan Dasar dan Rutinitas Konsisten
Salah satu fondasi utama dalam cara mencegah anak tantrum adalah memastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi dengan baik. Anak yang merasa lelah, lapar, atau bahkan sedikit tidak enak badan cenderung memiliki ambang frustrasi yang jauh lebih rendah, sehingga lebih mudah terpancing emosi.
Pastikan si kecil mendapatkan istirahat yang cukup setiap hari dan asupan makanan bergizi teratur. Menurut Mayo Clinic, anak yang lelah, lapar, atau sakit memiliki batas frustrasi yang lebih rendah, membuat tantrum lebih mungkin terjadi.
Selain itu, terapkan rutinitas harian yang konsisten untuk tidur dan makan. Rutinitas yang teratur ini memberikan rasa aman dan prediktabilitas bagi anak, membantu mereka memahami apa yang diharapkan. CO4Kids menyarankan untuk tetap pada rutinitas harian yang menyeimbangkan aktivitas menyenangkan dengan istirahat dan makanan sehat yang cukup.
Berikan Pilihan dan Kendali Sesuai Usia
Memberikan anak sedikit kendali atas lingkungannya dapat menjadi cara mencegah anak tantrum yang sangat efektif. Anak-anak, terutama balita, sangat ingin merasa mandiri dan memiliki otonomi.
Sahabat Fimela bisa memulainya dengan menawarkan pilihan-pilihan kecil dalam hal-hal sehari-hari. Contohnya, “Mau makan kacang polong atau wortel?” atau “Mau pakai baju merah atau biru?”. Pilihan sederhana ini, seperti yang disarankan CO4Kids, dapat memberikan mereka rasa kendali dan kemandirian yang sangat dibutuhkan.
Penting juga untuk proaktif menghindari situasi yang berpotensi memicu tantrum. Rencanakan aktivitas saat anak tidak sedang lapar atau lelah. Mayo Clinic juga menyarankan untuk tidak memberikan mainan yang terlalu canggih untuk usianya, karena hal ini bisa menimbulkan frustrasi.
Komunikasi dan Perhatian Positif
Perhatian positif adalah kunci dalam membentuk perilaku anak dan menjadi cara mencegah anak tantrum yang ampuh. Puji anak secara tulus saat mereka menunjukkan perilaku baik, seperti bermain tenang atau berbagi mainan.
Nemours KidsHealth menekankan pentingnya memberikan banyak perhatian positif dan membiasakan diri untuk “menangkap” anak saat berperilaku baik. Berikan pujian dan perhatian untuk perilaku positif mereka. Ini akan mendorong anak untuk mengulang perilaku tersebut.
Saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda frustrasi, alihkan perhatian mereka ke hal lain yang menarik. Misalnya, “Wah, lihat ada mobil pemadam kebakaran!” seperti yang disarankan CO4Kids. Selain itu, ajari anak untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata sederhana, seperti “Aku sedih” atau “Aku marah”, sehingga mereka tidak perlu menggunakan tantrum sebagai satu-satunya cara berekspresi.
Konsistensi dan Batasan yang Jelas
Konsistensi adalah pilar penting dalam pengasuhan dan merupakan cara mencegah anak tantrum yang tidak boleh diabaikan. Penting bagi Sahabat Fimela untuk bersikap konsisten dalam menanggapi perilaku anak.
Mayo Clinic menegaskan bahwa penting untuk konsisten dalam menanggapi perilaku anak, mencoba merespons dengan cara yang sama ketika anak berteriak atau menangis. Jangan mengubah aturan hanya karena anak sedang tantrum, karena ini justru akan memperkuat perilaku tersebut.
Selain itu, hindari mengatakan kata “tidak” terlalu sering. Simpan kata “tidak” untuk situasi yang benar-benar penting agar dampaknya tidak hilang. Sebuah sumber dari YouTube menyarankan untuk mengurangi penggunaan “tidak” dan “berhenti” agar kata-kata tersebut memiliki dampak saat benar-benar dibutuhkan.
Jika anak melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, berikan solusi alternatif. Daripada hanya melarang, contohnya, “Jangan melompat di sofa,” lebih baik katakan, “Jika kamu ingin melompat, ayo melompat di trampolin.” Ini mengajarkan anak batasan sekaligus memberikan alternatif yang positif.
Kelola Emosi Orang Tua dan Lingkungan
Sebagai orang tua, mengelola emosi diri sendiri adalah cara mencegah anak tantrum yang seringkali terlupakan namun sangat krusial. Anak-anak adalah peniru ulung, dan ketenangan orang tua dapat menular kepada mereka.
Tetaplah tenang saat anak mulai tantrum. CO4Kids mengingatkan bahwa orang tua adalah panutan bagi anak. Ketenangan Anda akan membantu anak meniru perilaku tersebut. Jika Anda merasa kewalahan, luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri.
Jika tantrum terjadi di tempat umum, pertimbangkan untuk memindahkan anak ke tempat yang lebih tenang. Lingkungan baru seringkali dapat membantu mengalihkan perhatian anak dan menghentikan tantrum, seperti yang disebutkan oleh Taiwan Immigrants' Global News Network.
Selain itu, luangkan waktu khusus untuk anak, seperti 10-15 menit “MIND, BODY AND SOUL TIME®” setiap hari. Lakukan aktivitas yang dipilih anak tanpa gangguan. Ini dapat mengisi “ember perhatian” anak dan mengurangi perilaku mencari perhatian yang seringkali berujung pada tantrum.
Memahami Perilaku Anak
Memahami akar masalah adalah cara mencegah anak tantrum yang paling mendalam. Perhatikan apa yang terjadi tepat sebelum anak tantrum. Child Mind Institute menyarankan untuk memikirkan apa yang terjadi segera sebelumnya, karena banyak anak tantrum dalam situasi yang sama berulang kali.
Dengan mengenali pemicu tantrum, Sahabat Fimela dapat menyusun rencana untuk menghindarinya. Apakah itu saat anak lelah, lapar, atau saat diminta melakukan sesuatu yang tidak disukai?
Penting juga untuk diingat bahwa tantrum bisa menjadi perilaku yang dipelajari. Anak mungkin belajar bahwa tantrum dapat membantu mereka mendapatkan apa yang diinginkan. Mayo Clinic memperingatkan bahwa jika Anda memberi penghargaan pada tantrum dengan sesuatu yang diinginkan anak, tantrum kemungkinan akan terus berlanjut. Oleh karena itu, jangan menyerah pada tuntutan anak saat mereka sedang tantrum.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5327418/original/014991800_1756180726-alexandr-podvalny-TciuHvwoK0k-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2932381/original/055716500_1570429987-adorable-baby-boy-1374509.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394611/original/082211300_1761636452-front-view-grandparents-granddaughter.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4862644/original/012935100_1718273363-IMG_2787.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4701786/original/013309600_1703841814-jonathan-borba-Z1Oyw2snqn8-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395215/original/007113100_1761665026-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_13.37.11_2916f394.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5375405/original/050547600_1759921524-pexels-kelvinocta16-1973270.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4480557/original/011177200_1687687972-vivek-kumar-a-_1PPjnbUg-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393893/original/037295700_1761620439-Depositphotos_678320432_XL.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5392895/original/012659200_1761534634-Depositphotos_557986956_XL.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5131632/original/033958900_1739420740-pexels-runffwpu-2787861.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5390583/original/035695200_1761283022-Depositphotos_557974240_XL.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4548967/original/094336900_1692782124-tanaphong-toochinda-FEhFnQdLYyM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334064/original/085095600_1756705058-IMG-20250901-WA0007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4713072/original/035361700_1704965813-jose-ibarra-ifM0755GnS0-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5361908/original/053516400_1758797575-Photo_1.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5361900/original/014213200_1758797231-prostooleh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385530/original/083849700_1760935081-Depositphotos_142509949_XL.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3279101/original/098164400_1603767645-andrea-bertozzini--UkZIGs4ejo-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4202582/original/036452200_1666668215-kelly-sikkema-V106bb1a9BY-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4563735/original/035192900_1693891423-20230905085022__fpdl.in__postnatal-period-with-mother-child_23-2149125034_normal.jpg)




















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5096393/original/071176000_1737004609-Screenshot_2025-01-16_120239.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3395224/original/007940700_1615106339-WhatsApp_Image_2021-03-07_at_8.41.57_AM.jpeg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4910449/original/099870300_1722919035-hari_ibu-20231215-064-adrian.jpg)