Fakta Unik Tradwife yang Ternyata Tak Sama dengan Stay-at-Home Mom

6 hours ago 1

ringkasan

  • Tradwife adalah wanita yang menganut peran gender tradisional dengan fokus pada domestik dan penyerahan diri kepada suami, seringkali menolak feminisme dan mempromosikannya di media sosial.
  • Stay-at-Home Mom (SAHM) adalah ibu yang memilih fokus mengasuh anak dan mengelola rumah karena alasan praktis atau pribadi, tanpa harus terikat ideologi peran gender kaku atau pandangan anti-feminis.
  • Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada motivasi: tradwife didorong oleh ideologi konservatif yang kuat, sedangkan SAHM didasari oleh pilihan praktis, pribadi, atau keadaan.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda mendengar istilah "Tradwife" dan bertanya-tanya apa bedanya dengan "Stay-at-Home Mom" ? Kedua peran ini memang berpusat pada rumah tangga, namun memiliki filosofi dan motivasi yang sangat berbeda. Memahami perbedaannya akan membuka wawasan baru tentang pilihan hidup perempuan masa kini.

Gerakan Tradwife, yang populer di media sosial sejak sekitar tahun 2018, mengusung nilai-nilai tradisional abad pertengahan. Di sisi lain, Stay-at-Home Mom adalah peran ibu rumah tangga yang telah lama ada, seringkali dipilih karena alasan praktis atau pribadi. Perbedaan mendasar ini menciptakan dua identitas yang unik dalam masyarakat.

Dilansir dari berbagai sumber, kita akan mengupas tuntas apa itu Tradwife dan mengapa ia tidak sama dengan Stay-at-Home Mom. Kita akan menjelajahi definisi, motivasi, serta implikasi dari masing-masing pilihan hidup ini. Bersiaplah untuk memahami nuansa di balik setiap peran.

Mengenal Lebih Dekat Tradwife: Filosofi dan Gerakannya

Istilah "Tradwife" merupakan singkatan dari "traditional wife" atau "traditional housewife". Wanita yang mengidentifikasi diri sebagai tradwife secara aktif mempraktikkan peran gender dan pernikahan tradisional. Mereka meyakini pentingnya fokus pada pekerjaan domestik dan dukungan penuh terhadap suami sebagai pencari nafkah utama keluarga.

Gaya hidup ini seringkali merujuk pada cita-cita pertengahan abad ke-20, bahkan era Victoria, dengan penekanan kuat pada tugas rumah tangga. Tradwife juga kerap menganjurkan penyerahan diri kepada suami dan secara terbuka menolak nilai-nilai feminis modern. Beberapa bahkan terafiliasi dengan prinsip sayap kanan jauh, termasuk keyakinan ultraconservative.

Gerakan tradwife berkembang pesat sebagai subkultur berbasis media sosial. Mereka menggunakan platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube untuk menyebarkan ideologi konservatif ini. Melalui konten yang dikurasi, mereka mengkomodifikasi gaya hidup ini dan menarik perhatian audiens yang luas sejak istilahnya populer sekitar tahun 2018.

Stay-at-Home Mom (SAHM): Pilihan Praktis dan Tanggung Jawab Nyata

Berbeda dengan tradwife, "Stay-at-Home Mom" (SAHM) adalah seorang ibu yang memilih untuk fokus menjadi pengasuh utama anak-anak. Seorang SAHM meninggalkan angkatan kerja berbayar untuk membesarkan anak-anaknya dan mengelola rumah secara penuh waktu. Pilihan ini seringkali didasari oleh berbagai pertimbangan praktis dan pribadi.

Peran SAHM mencakup beragam tanggung jawab, mulai dari pengasuhan anak, pekerjaan rumah tangga, hingga persiapan makanan. Mereka juga sering mengelola keuangan keluarga dan mengkoordinasikan jadwal harian. Terkadang, mereka juga bertanggung jawab meneliti dan mengelola bantuan dari luar, seperti pembersih atau tutor.

Motivasi menjadi SAHM sangat bervariasi. Beberapa ibu didorong oleh keadaan, seperti kebutuhan khusus anak atau kurangnya penitipan anak yang terjangkau. Bagi yang lain, ini adalah keputusan pribadi yang mendalam, didasari keinginan untuk hadir sepenuhnya bagi anak-anak. Di Amerika Serikat, sekitar 18% orang tua tidak bekerja di luar rumah.

Perbedaan Fundamental: Ideologi vs. Pilihan Hidup

Meskipun keduanya berfokus pada rumah tangga, perbedaan antara tradwife dan SAHM sangat mendasar. SAHM mungkin memilih tinggal di rumah karena alasan praktis, seperti biaya penitipan anak atau menikmati manajemen rumah tangga. Sementara itu, tradwife secara ketat menganut peran gender tradisional, didorong oleh keyakinan ideologis yang kuat.

Tradwife menganut penyerahan diri kepada suami sebagai inti identitas mereka, serta seringkali meremehkan wanita bekerja dan nilai-nilai feminis. Mereka memposisikan gaya hidupnya sebagai kontra-budaya terhadap gerakan "girlboss". SAHM, di sisi lain, tidak secara inheren memiliki pandangan anti-feminis atau harus menganut peran gender yang kaku.

Motivasi tradwife berakar pada keinginan kembali ke nilai-nilai "tradisional" tahun 1950-an, bahkan terkadang keyakinan agama yang kental. Cita-cita mereka seringkali menyatakan istri harus bergantung finansial pada suami. Sementara SAHM memiliki motivasi yang lebih luas, termasuk kepraktisan, keinginan untuk hadir bagi anak-anak, atau pemenuhan pribadi, dan tidak selalu menjadikan ketergantungan finansial sebagai prinsip ideologis.

Gerakan tradwife aktif mempromosikan gaya hidup mereka di media sosial dengan estetika yang dikurasi, seringkali dengan afiliasi politik konservatif atau bahkan ekstremis. SAHM mungkin berbagi kehidupan mereka secara daring, tetapi biasanya tidak terkait dengan gerakan ideologis atau promosi estetika tertentu, dan tidak memiliki afiliasi politik atau sosial bawaan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Parenting |