Harga Batu Bara Melemah di Mei 2025, Permintaan Turun

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) periode kedua Mei 2025. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 175.K/MB.01/MEM.B/2025 yang diteken Menteri Bahlil Lahadalia pada Rabu, 14 Mei 2025.

batu bara dengan nilai kalor tertinggi, yaitu 6.322 GAR, dihargai sebesar US$ 110,38 per ton. batu bara ini memiliki karakteristik kadar air (total moisture) sebesar 12,26 persen, total sulfur 0,66 persen, dan kadar abu (ash) sebesar 7,94 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk batu bara I dengan nilai kalor 5.300 GAR, harga ditetapkan sebesar US$ 76,62 per ton. Sementara itu, batu bara II dengan nilai kalor 4.100 GAR dihargai US$ 50,58 per ton. Adapun batu bara III, yang memiliki nilai kalor terendah yaitu 3.400 GAR, dihargai sebesar US$ 35,42 per ton.

Harga periode kedua ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan HBA periode pertama Mei. Harga batu bara 6.322 GAR turun sebesar US$10,77 per ton dari sebelumnya US$ 121,15 per ton. HBA I (5.300 GAR) turun sebesar US$ 4,18 per ton. Sementara itu, HBA II (4.100 GAR) naik tipis sebesar US$ 0,15 dari harga sebelumnya US$ 50,43 per ton. Adapun HBA III (3.400 GAR) naik sebesar US$ 0,69 dari sebelumnya US$ 34,73 per ton.

Penurunan harga juga tercermin di pasar global. Mengutip data dari Trading Economics, harga batu bara acuan Newcastle per Kamis, 15 Mei 2025, tercatat sebesar US$ 99,824 per ton. Angka ini mendekati ambang US$ 100 setelah sempat menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir, yakni US$ 93,7 per ton pada 23 April lalu. "Kenaikan harga ini dipicu gangguan pasokan sementara akibat cuaca buruk di Australia yang menghambat aktivitas ekspor,” demikian dikutip dari Trading Economics, Kamis, 15 Mei 2025.

Meskipun mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir, harga batu bara secara umum masih melemah. Sepanjang tahun ini, harga kontrak berjangka (futures) batu bara tercatat turun sekitar 20 persen. Penurunan ini terutama dipicu oleh melemahnya permintaan global, khususnya dari Cina, sebagai salah satu konsumen terbesar batu bara dunia.

Di sisi lain, pasokan batu bara global meningkat. Indonesia mencatat rekor produksi sebesar 836 juta ton pada 2024, melebihi target awal sebesar 18 persen. Sementara itu, Cina berencana menaikkan produksi batu bara domestik sebesar 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton tahun ini.

Read Entire Article
Parenting |