Kenali Fakta Shaken Baby Syndrome dan Cara Agar Bayi Terhindar dari Bahaya Ini

1 week ago 11

ringkasan

  • Shaken Baby Syndrome (SBS) atau Abusive Head Trauma (AHT) adalah cedera otak serius akibat guncangan paksa pada bayi yang dapat menyebabkan kematian atau disabilitas permanen.
  • Bayi sangat rentan karena otot leher yang lemah dan kepala yang besar, menyebabkan otak mudah bergeser dan rusak saat diguncang keras.
  • Pencegahan SBS melibatkan edukasi semua pengasuh tentang bahaya guncangan serta strategi efektif untuk mengatasi tangisan bayi tanpa kekerasan.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda mendengar tentang Shaken Baby Syndrome (SBS)? Ini adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika bayi atau balita diguncang secara paksa, seringkali dengan kekuatan yang berlebihan. Kondisi ini dikenal juga sebagai Abusive Head Trauma (AHT) dan merupakan bentuk penganiayaan anak yang sangat berbahaya.

Cedera otak yang diakibatkan oleh guncangan ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, bahkan berujung pada kematian. Para ahli merekomendasikan istilah AHT karena lebih mencakup berbagai mekanisme cedera kepala pada anak. Memahami What Parents Need To Know About Shaken Baby Syndrome menjadi krusial untuk melindungi buah hati kita.

Kondisi ini umumnya terjadi saat pengasuh merasa frustrasi karena tangisan bayi yang tak kunjung berhenti, lalu melampiaskannya dengan mengguncang bayi. Mengingat kerentanan bayi, setiap orangtua dan pengasuh wajib tahu bahaya serta cara pencegahannya agar tidak menyesal di kemudian hari.

Mengenal Lebih Dekat Shaken Baby Syndrome dan Abusive Head Trauma

Shaken Baby Syndrome (SBS) adalah jenis cedera otak parah yang timbul akibat guncangan keras pada bayi atau balita. Guncangan ini dapat memicu pembengkakan, memar, serta pendarahan di dalam dan sekitar otak. Tidak hanya itu, mata, leher, dan tulang belakang anak juga berisiko mengalami kerusakan serius.

Pada tahun 2009, American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaan istilah Abusive Head Trauma (AHT) sebagai pengganti SBS. AHT dianggap lebih komprehensif karena mencakup berbagai mekanisme cedera kepala, termasuk benturan saja atau benturan yang terjadi akibat guncangan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mendefinisikan AHT sebagai cedera pada tengkorak atau isi intrakranial bayi atau anak kecil di bawah usia 5 tahun, baik karena benturan tumpul yang disengaja maupun guncangan keras.

Penting untuk diingat, Sahabat Fimela, bahwa cedera ini bukan disebabkan oleh benturan ringan sehari-hari. Aktivitas seperti memantulkan bayi di lutut, berguling dari sofa, atau bahkan pengereman mendadak di kendaraan bermotor tidak akan mengakibatkan SBS. Ini adalah cedera serius yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan yang disengaja atau impulsif.

Mengapa Bayi Rentan? Memahami Mekanisme Cedera SBS

Penyebab utama Shaken Baby Syndrome adalah guncangan keras yang dilakukan oleh pengasuh, seringkali dipicu oleh frustrasi ekstrem terhadap tangisan bayi. Studi menunjukkan bahwa 1–6% orang tua pernah mengguncang bayi mereka dalam upaya menghentikan tangisan. Ini menyoroti betapa pentingnya pemahaman What Parents Need To Know About Shaken Baby Syndrome untuk mencegah insiden tragis.

Bayi memiliki anatomi yang sangat rentan. Otot leher mereka masih lemah dan belum mampu menopang berat kepala yang secara proporsional jauh lebih besar dari tubuhnya. Ketika bayi diguncang dengan paksa, otaknya akan bergerak maju mundur di dalam tengkorak. Gerakan ekstrem ini menyebabkan memar, pembengkakan, dan pendarahan internal yang fatal.

Guncangan keras dapat merobek pembuluh darah dan saraf halus di dalam atau di sekitar otak bayi. Kerusakan ini mengakibatkan pendarahan hebat dan kerusakan saraf yang luas, menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang parah. Kerentanan fisik bayi inilah yang membuat mereka sangat berisiko terhadap cedera serius akibat guncangan.

Waspada! Tanda dan Gejala Shaken Baby Syndrome yang Harus Diperhatikan

Mengenali tanda dan gejala Shaken Baby Syndrome adalah langkah krusial bagi setiap orang tua dan pengasuh. Gejala awal mungkin bervariasi, namun ada beberapa indikator yang harus diwaspadai. Bayi mungkin sulit dibangunkan, rewel atau mudah tersinggung secara ekstrem, serta sulit ditenangkan. Perubahan fisik seperti terlihat pucat atau kebiruan, muntah, serta kesulitan makan atau bernapas juga bisa menjadi tanda awal.

Selain itu, perhatikan jika bayi terlihat kaku atau justru sangat lemas seperti boneka kain, sulit tetap terjaga, atau memiliki pupil mata yang tidak sama ukurannya. Memar yang tidak dapat dijelaskan pada bayi di bawah enam bulan, atau pada anak yang lebih tua, juga merupakan tanda bahaya. Jangan abaikan jika bayi tidak dapat mengangkat kepala atau kesulitan memfokuskan mata.

Pada kasus yang lebih parah, gejala dapat berkembang menjadi kejang, tidak ada detak jantung, masalah pernapasan serius, hingga koma atau kelumpuhan. Cedera internal yang mungkin tidak terlihat meliputi pendarahan di otak dan mata (pendarahan retina), kerusakan sumsum tulang belakang, serta patah tulang rusuk, tengkorak, atau anggota tubuh lainnya. Jika Sahabat Fimela melihat tanda-tanda ini, segera cari bantuan medis darurat.

Mencegah Tragedi: Langkah Penting untuk Melindungi Buah Hati

Dampak Shaken Baby Syndrome sangat menghancurkan, Sahabat Fimela. Sekitar 25% korban SBS/AHT meninggal dunia, menjadikannya penyebab utama kematian akibat penganiayaan anak di AS. Bagi yang selamat, hingga 80% akan mengalami disabilitas seumur hidup, seperti keterlambatan bicara, kesulitan belajar, gangguan perilaku, kebutaan, cerebral palsy, atau epilepsi. Insiden ini paling sering menyerang bayi di bawah usia satu tahun, dengan rata-rata korban berusia tiga hingga delapan bulan.

Pencegahan adalah kunci utama untuk menghindari tragedi ini. Edukasi semua orang yang merawat anak Anda tentang bahaya mengguncang bayi sangat penting. Pahami bahwa tangisan bayi yang berlebihan adalah normal, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Coba tenangkan bayi dengan menyusui, menggendong, menyendawakan, atau mengayunkan secara lembut.

Jika Anda merasa marah atau frustrasi karena tangisan bayi, tidak apa-apa untuk mengambil jeda. Letakkan bayi di tempat yang aman, seperti boks bayi, dan menjauhlah sejenak untuk menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam, hitung sampai sepuluh, atau hubungi teman atau anggota keluarga untuk dukungan. Ingatlah, mencari bantuan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan. Organisasi seperti National Center on Shaken Baby Syndrome (NCSBS) dan CDC juga menyediakan sumber daya untuk pencegahan AHT.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
  • Adinda Tri Wardhani

    Editor

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Parenting |