Mengenal dan Mengetahui Mutisme Selektif pada Anak

12 hours ago 2

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda mendengar tentang mutisme selektif? Kondisi ini, yang biasanya muncul di masa kanak-kanak, membuat anak sulit atau bahkan tidak mampu berbicara dalam situasi sosial tertentu, meskipun mereka lancar berbicara di rumah. Bayangkan, seorang anak yang ceria dan ramai di rumah, tiba-tiba menjadi pendiam dan bungkam di sekolah. Itulah gambaran nyata dari mutisme selektif. Mengapa ini terjadi? Bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas bersama.

Mutisme selektif sering kali terdeteksi saat anak mulai bersekolah atau berinteraksi dengan orang-orang di luar lingkungan keluarga dekat. Meskipun lebih sering terjadi pada anak usia 2-4 tahun, kondisi ini bisa berlanjut hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat. Ketidakmampuan berbicara ini bukan karena menolak, melainkan karena kecemasan yang luar biasa. Ini adalah kondisi yang serius dan memerlukan penanganan profesional.

Memahami Ciri-Ciri Mutisme Selektif

Sahabat Fimela, mengenali ciri-ciri mutisme selektif sangat penting untuk intervensi dini. Salah satu ciri utamanya adalah ketidakmampuan berbicara yang selektif. Anak mungkin lancar berbicara di rumah, tetapi sama sekali tidak bisa berbicara di sekolah atau situasi sosial lainnya. Ini bukan pembangkangan, melainkan ketidakmampuan karena kecemasan yang luar biasa.

Selain itu, anak dengan mutisme selektif menunjukkan respons yang kontras antara interaksi dengan orang yang dikenal dan tidak dikenal. Mereka mungkin tampak normal dan komunikatif di rumah, tetapi menjadi sangat pendiam dan tegang di lingkungan sosial. Perbedaan ini sangat mencolok dan perlu diperhatikan.

Gejala fisik dan emosional juga menyertai ketidakmampuan berbicara. Anak mungkin menghindari kontak mata, memiliki ekspresi wajah kaku, gugup, gelisah, dan mudah marah. Beberapa anak bahkan menjadi suka menyendiri atau agresif. Beberapa dari mereka mungkin menggunakan gerakan tubuh sebagai bentuk komunikasi alternatif.

Dampak Mutisme Selektif pada Kehidupan Anak

Mutisme selektif berdampak signifikan pada kehidupan anak. Kesulitan berkomunikasi menyebabkan isolasi sosial, kesulitan belajar, dan masalah kesehatan mental lainnya. Bayangkan betapa sulitnya bersekolah dan berinteraksi dengan teman sebaya jika anak tidak dapat berbicara.

Dampaknya juga meluas ke kehidupan sosial dan emosional anak. Isolasi sosial dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan diri dan kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat. Hal ini dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan sosial dan emosional anak.

Di sisi lain, kesulitan belajar juga menjadi tantangan besar. Ketidakmampuan untuk bertanya atau berpartisipasi dalam diskusi kelas dapat menghambat proses belajar dan perkembangan akademis anak. Oleh karena itu, penanganan yang tepat dan cepat sangatlah penting.

Penyebab dan Penanganan Mutisme Selektif

Penyebab pasti mutisme selektif belum diketahui, tetapi beberapa faktor diduga berperan. Faktor genetik, seperti riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan, dapat meningkatkan risiko. Gangguan kecemasan lainnya, seperti kecemasan sosial, fobia, dan PTSD, juga sering dikaitkan dengan mutisme selektif.

Pengalaman traumatis, seperti kekerasan fisik atau emosional, juga dapat memicu atau memperparah kecemasan. Faktor lingkungan, seperti kurangnya kesempatan bersosialisasi atau lingkungan keluarga yang tidak harmonis, juga dapat menjadi faktor risiko. Bahkan, kelainan pemrosesan sensorik juga dapat berperan.

Penanganan mutisme selektif melibatkan pendekatan multidisiplin. Terapi wicara membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi. Terapi perilaku kognitif (CBT) membantu mengubah pola pikir negatif. Terapi perilaku membantu anak mengatasi ketakutannya. Terapi keluarga memberikan dukungan kepada keluarga. Dalam beberapa kasus, obat-obatan antidepresan mungkin diresepkan, tetapi penggunaannya terbatas dan perlu dipertimbangkan secara hati-hati.

Mutisme selektif adalah kondisi yang dapat diobati. Deteksi dini dan intervensi yang tepat sangat penting. Jika Anda mencurigai anak Anda mengalami mutisme selektif, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan mental. Dengan penanganan yang tepat, anak-anak dapat mengatasi kondisi ini dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Parenting |