Menemukan Rokok di Tas Anak? Ini 7 Cara Bijak Menanganinya

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, menemukan rokok di tas anak bisa menjadi momen yang mengejutkan sekaligus memunculkan banyak kekhawatiran. Sebagai orangtua, wajar jika muncul perasaan cemas, marah, atau bahkan kecewa. Namun, sebelum bereaksi berlebihan, penting untuk mengambil jeda sejenak dan memilih cara yang lebih tenang dan bijak untuk menghadapi situasi ini.

Remaja adalah masa pencarian jati diri yang sering kali disertai keinginan untuk mencoba hal-hal baru—termasuk merokok. Bisa jadi anak sedang terpengaruh lingkungan pertemanan, mencoba melampiaskan stres, atau sekadar ingin terlihat “dewasa.” Apa pun alasannya, yang paling dibutuhkan anak bukanlah omelan atau hukuman keras, tetapi komunikasi terbuka dan dukungan dari orangtua.

Dalam artikel yang dilansir dari health.usnews.com dan nydailynews.com ini, Fimela akan membagikan tujuh langkah bijak yang bisa dilakukan untuk menangani situasi ini.

Jangan tunda untuk memulai pembicaraan dengan anak. Ajak anak berbicara secepatnya, bahkan jika ia belum terlihat merokok secara langsung. Bicaralah dengan tenang dan tanpa menyudutkan. Tujuannya adalah membuka ruang dialog agar anak mau mendengarkan dan berbagi.

2. Berhenti Menghakimi, Coba Pahami

Mengancam, memarahi, atau “menguliahi” justru akan membuat anak semakin tertutup. Sebaliknya, coba cari tahu alasan di balik perilakunya. Apakah ia sedang stres? Merasa kesepian? Ingin diterima dalam pergaulan? Menunjukkan empati adalah langkah awal yang sangat penting.

3. Edukasi Tentang Bahaya Merokok

Jelaskan secara sederhana namun jelas mengenai risiko kesehatan akibat merokok, terutama jika dimulai sejak remaja. Studi menunjukkan bahwa merokok di usia muda meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi lebih cepat dibandingkan mereka yang mulai merokok saat dewasa.

Remaja sering kali merokok karena tekanan dari teman. Ajak anak berdiskusi tentang cara menolak ajakan merokok tanpa merasa tidak enak. Bekali anak dengan kalimat penolakan yang sopan namun tegas agar ia bisa menjaga batasannya sendiri.

5. Jadilah Teladan

Anak cenderung meniru orangtua. Jika orangtua merokok, pertimbangkan untuk berhenti—bahkan lebih baik jika dilakukan bersama anak. Namun, jika belum bisa berhenti, orangtua tetap dapat memberikan pengaruh positif dengan menceritakan pengalaman pribadi dan menunjukkan bahwa kita juga sedang berusaha berubah.

Terapkan aturan rumah bebas asap rokok. Ini berarti tidak ada yang boleh merokok di dalam rumah, termasuk orangtua, anak, maupun teman-temannya. Sahabat Fimela juga bisa memperluas aturan ini ke mobil, garasi, atau tempat lain di sekitar rumah yang biasa dijadikan tempat merokok.

7. Berikan Dukungan untuk Berhenti

Memberi tahu anak untuk berhenti merokok saja tidak cukup. Mereka membutuhkan dukungan emosional, strategi, dan bimbingan. Nikotin adalah zat adiktif yang bekerja cepat pada otak remaja. Bahkan perokok pemula pun bisa mengalami gejala kecanduan. Karena itu, proses berhenti merokok sebaiknya dilakukan dengan dukungan dan pendampingan yang konsisten.