Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, gaya pengasuhan anak terus berkembang seiring zaman. Salah satu pendekatan yang belakangan banyak dibicarakan adalah gentle parenting. Pola asuh ini lahir dari keinginan sebagian orang tua untuk berbeda dengan cara mereka sendiri dibesarkan. Banyak orang tua memilih untuk meninggalkan pola lama yang penuh hukuman dan kontrol ketat, lalu beralih pada pendekatan yang lebih lembut, penuh empati, dan fokus pada hubungan.
Gentle parenting sendiri dipopulerkan oleh penulis asal Inggris, Sarah Ockwell-Smith, melalui bukunya The Gentle Parenting Book. Prinsip dasarnya adalah membangun relasi dengan anak lewat komunikasi, pemahaman, dan empati, bukan sekadar aturan maupun hukuman.
1. Prinsip Dasar Gentle Parenting
Dilansir dari Psychology Today (11/9), gentle parenting menekankan pada empati, rasa hormat, pemahaman, serta penetapan batasan yang konsisten. Alih-alih mengontrol, orang tua diajak untuk lebih banyak berkomunikasi dan mengajarkan anak memahami perasaan mereka sendiri maupun orang lain.
2. Kelebihan Gentle Parenting
Pendukung pola asuh ini menilai ada banyak manfaat yang bisa dirasakan, seperti:
- Membangun hubungan orang tua dan anak yang sehat.
- Membantu anak mengenali dan mengelola emosinya.
- Mengubah perilaku tanpa hukuman melalui disiplin dan batasan yang jelas.
- Menumbuhkan keterampilan sosial positif lewat contoh empati dan rasa hormat.
- Memberi fondasi yang baik untuk hubungan anak di masa depan.
3. Kekurangan Gentle Parenting
Meski banyak diapresiasi, pola asuh ini juga menuai kontra, di antaranya:
- Terlalu lembut hingga kurang tegas.\
- Dinilai kurang efektif dalam mengendalikan perilaku anak.
- Membutuhkan waktu dan energi ekstra dari orang tua.
- Kurang menawarkan strategi yang jelas untuk perilaku tertentu.
- Terlalu menitikberatkan pada perasaan orang tua ketimbang anak.
4. Tantangan yang Sering Dihadapi
Salah satu tantangan terbesar dari gentle parenting adalah tuntutan emosional yang tinggi. Orang tua dituntut untuk sabar, konsisten, dan mampu mengelola emosinya sendiri sebelum membantu anak memahami emosinya.
5. Relevansi di Kehidupan Sehari-hari
Dalam prakteknya, gentle parenting bukan berarti membiarkan anak tanpa batas. Justru ada penekanan kuat pada disiplin yang konsisten, hanya saja cara penyampaiannya lebih lembut. Hal ini bisa menjadi jalan tengah bagi orang tua yang ingin tegas tapi tetap penuh empati.
Gentle parenting hadir sebagai alternatif bagi pola asuh lama yang dianggap terlalu keras. Meski punya pro dan kontra, pada akhirnya setiap keluarga dapat menyesuaikan pendekatan ini dengan kebutuhan dan nilai yang diyakini. Sahabat Fimela bisa melihat gentle parenting sebagai salah satu pilihan pola asuh yang menawarkan keseimbangan antara kedisiplinan dan kehangatan. Meski tidak sempurna, pendekatan ini bisa menjadi jalan untuk membangun hubungan yang lebih sehat dengan anak.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.