TEMPO.CO, Jakarta - Data Compas Market Insight menunjukkan total nilai penjualan kategori produk perawatan dan kecantikan di e-commerce meningkat sepanjang tahun 2024. Compas.co.id dalam risetnya memantau lima marketplace besar di Indonesia, yaitu Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, dan TikTok Shop.
Per kuartal satu tahun 2024, nilai penjualan di kategori tersebut mencapai Rp 12,6 triliun dan naik menjadi Rp 17,4 triliun di kuartal keempat. "Lonjakan terbesar terjadi di kuartal II dan kuartal III dengan peningkatan nilai penjualan sebesar 13,8 persen dan 13 persen," ujar CEO Compas.co.id Hanindia Narendrata dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu, 14 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyatakan lonjakan penjualan tersebut dipicu oleh masuknya pemain baru. Para brand pendatang hadir membawa pendekatan baru, seperti memanfaatkan gimmick promosi seperti penawaran produk bundling atau buy 1 get 1, hingga diversifikasi Stock Keeping Unit (SKU) dalam jumlah besar.
Data Compas.co.id mengungkap salah satu brand pendatang baru—yang menempati peringkat kedua di kategori serum wajah—mengalami peningkatan penjualan hingga 284 persen di kuartal ketiga. Peningkatan ini terjadi usai brand tersebut meningkatkan jumlah SKU hingga dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya.
Sejumlah brand baru yang bermunculan selama empat tahun terakhir berhasil masuk ke dalam jajaran tiga besar brand terlaris untuk kategori perawatan dan kecantikan serta ibu dan bayi di e-commerce. Temuan ini berasal dari hasil pemantauan perusahaan penyedia data e-commerce Compas.co.id selama periode Januari-Desember 2024.
“Fenomena ini mengingatkan bahwa posisi teratas di e-commerce bisa bergeser kapan saja,” ujar Hanindia. Menurut dia, tanpa strategi yang adaptif dan berbasis data, brand berisiko kehilangan momentum untuk meningkatkan penjualan.
Hal yang sama juga terjadi untuk kategori ibu dan bayi, khususnya pada produk vitamin bayi. Salah satu brand pendatang berhasil melesat ke jajaran empat besar brand terlaris setelah meningkatkan jumlah SKU bundling dari 14 produk di kuartal II menjadi 41 di kuartal III dan 60 produk di kuartal IV. Hasilnya, nilai penjualan brand tersebut melonjak hingga 242,3 persen pada kuartal ketiga dan 124,7 persen pada kuartal keempat.
Dalam lanskap perdagangan e-commerce yang semakin kompetitif, kata Hanindia, insight ini menjadi panduan penting bagi brand-brand lain yang ingin tetap relevan dan bersaing. “Data yang tepat memungkinkan brand membaca perubahan pasar secara real-time dan meresponsnya secara strategis,” kata dia.