Rencana TNI Produksi Obat Dikhawatirkan Ganggu Pelaku Usaha Farmasi

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan menggulirkan rencana bagi TNI untuk dapat memproduksi dan mendistribusikan obat-obatan ke masyarakat. Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengkhawatirkan rencana itu berdampak pada ekosistem industri farmasi nasional.

"Jangan sampai kehadiran lembaga militer dalam produksi dan distribusi obat malah mematikan pelaku usaha," kata dia saat dihubungi pada Ahad, 4 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan, pelaku usaha di bidang farmasi selama ini telah tunduk pada regulasi ketat dan mekanisme pasar. Karena itu, Fahmi mengimbau adanya intervensi dari negara untuk meminimalisasi kekhawatiran itu.

"Intervensi negara sebaiknya bersifat korektif dan melengkapi, bukan menggantikan fungsi aktor yang sah secara struktural," ucapnya.

Selain itu, Fahmi turut menyoroti ihwal keinginan pemerintah yang menggandeng Koperasi Desa Merah Putih untuk mendistribusikan obat produksi tentara. Menurut dia, perlu ada penjelasan yang transparan ihwal skema dan tujuannya, agar tidak menimbulkan keraguan publik.

"Apakah ini sepenuhnya bentuk intervensi sosial atau justru membuka ruang komersialisasi terselubung?" kata Fahmi.

Di sisi lain, ia mengatakan rencana Kemhan agar TNI memproduksi obat-obatan ini sebagai bentuk keterlibatan negara yang sah. Khususnya untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan obat murah ataupun gratis.

"Dalam konteks harga obat yang tinggi dan belum meratanya distribusi, inisiatif ini dapat menjadi solusi jangka menengah," ucapnya.

Terlebih lagi, kata Fahmi, bila rencana kebijakan ini difokuskan pada penguatan akses kesehatan dasar di wilayah yang sulit dijangkau. Namun, ia mewanti-wanti agar program ini tidak diarahkan untuk mencari keuntungan dan tetap fokus pada pelayanan publik. "Saya kira ini masih selaras dengan prinsip profesionalisme TNI," ucapnya.

Sebelumnya, dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan rencana revitalisasi laboratorium farmasi yang ada di TNI. Dia mengatakan, nantinya TNI bakal memproduksi obat-obatan melalui pabrik obat pertahanan negara.

Dia mengatakan, rencana TNI memproduksi obat untuk masyarakat ini timbul lantaran harga obat di Indonesia yang mahal. "Sehingga nanti produksi obat yang akan kami kerjakan bisa kami sumbangkan kepada rakyat Indonesia," kata Sjafrie dalam rapat kerja di Komisi I DPR, pada Rabu, 30 April 2025.

Sjafrie berujar, TNI bakal bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memproduksi obat-obatan itu. Selain itu, dia mengatakan akan menggandeng Koperasi Desa Merah Putih untuk menyuplai obat yang diproduksi TNI.

"Dengan adanya koperasi desa yang dibentuk, maka apotek-apoteknya kami suplai dari obat yang kami buat di pabrik terpusat," ujarnya.

Read Entire Article
Parenting |