Screen Time Rules untuk Anak yang Tepat Bagi Perkembangan Otak di 2025

15 hours ago 3

ringkasan

  • Screen time berlebihan dapat mengganggu perkembangan otak anak, menyebabkan masalah konsentrasi, interaksi sosial, dan perubahan motivasi.
  • Kebiasaan sehat seperti membatasi waktu layar, mengawasi konten, dan menyeimbangkan aktivitas online dan offline penting untuk melindungi perkembangan otak anak.
  • Orang tua perlu menjadi teladan dengan membatasi screen time sendiri dan menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas non-layar yang kreatif dan interaktif.

Fimela.com, Jakarta Durani menatap layar gadget atau screen time pada anak-anak menjadi perhatian utama. Hal ini karena dampaknya terhadap perkembangan otak dan kesehatan mental mereka. Penelitian menunjukkan hubungan antara waktu layar berlebihan dengan berbagai masalah. Ini termasuk kesulitan konsentrasi, tantangan dalam interaksi sosial, perubahan motivasi, hingga perubahan struktur otak.

Dilansir dari berbagai sumber, beberapa studi menunjukkan abnormalitas di korteks prefrontal otak anak-anak yang terlalu banyak menggunakan layar. Penting untuk diingat bahwa korelasi tidak selalu berarti kausalitas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak jangka panjangnya.

Lalu, bagaimana kebiasaan sehat terkait screen time yang bisa diterapkan di tahun 2025 nanti? Berikut ulasan lengkapnya untuk Sahabat Fimela.

Dampak Negatif Screen Time Berlebihan pada Anak

Screen time berlebihan dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak. Studi menunjukkan perubahan fisik di otak anak-anak yang menghabiskan banyak waktu di depan layar. Ini termasuk area yang lebih tipis yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Juga koneksi yang berubah di area yang mengontrol fokus dan perhatian, dan materi abu-abu yang lebih sedikit di area yang penting untuk bahasa.

Ini bukan berarti kerusakan, tetapi menunjukkan adaptasi otak yang berbeda akibat penggunaan layar berlebihan. Anak-anak dengan penggunaan layar berlebihan mungkin mengalami kesulitan dalam pengaturan perilaku, interaksi sosial, dan keterlibatan dengan pengasuh. Mereka mungkin menunjukkan kurangnya empati dan kesulitan membaca isyarat sosial.

Cahaya biru yang dipancarkan dari layar perangkat elektronik menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Ini dapat mengganggu pola tidur, mengurangi durasi tidur REM yang penting untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, dan berdampak negatif pada perkembangan otak.

Anak-anak dan remaja yang menghabiskan lebih dari empat jam per hari di depan layar lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi. Stimulasi konstan dari layar digital dapat menyebabkan perasaan terlalu terstimulasi dan secara emosional tidak terpenuhi.

Kebiasaan Sehat Mengurangi Dampak Negatif Screen Time

Tetapkan batasan waktu layar yang jelas dan konsisten untuk anak-anak. Sesuaikan dengan usia dan tahapan perkembangan mereka. Berikan waktu bebas layar secara teratur. Awasi aktivitas anak-anak saat menggunakan layar untuk memastikan mereka mengakses konten yang sesuai dan aman. Hindari penggunaan layar tanpa pengawasan, terutama pada anak-anak usia dini.

Berinteraksi dengan anak-anak selama waktu layar. Ajak mereka berdiskusi tentang apa yang mereka tonton atau mainkan. Lakukan aktivitas bersama yang tidak melibatkan layar. Misalnya, bermain di luar ruangan, membaca buku, atau melakukan kegiatan kreatif lainnya.

Orang tua perlu menjadi teladan yang baik dengan membatasi penggunaan layar mereka sendiri. Selain itu, habiskan waktu berkualitas bersama keluarga tanpa layar. Pastikan anak-anak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Hindari penggunaan layar setidaknya satu jam sebelum tidur. Ciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk.

Berikan anak-anak berbagai pengalaman online dan offline. Dorong mereka untuk terlibat dalam aktivitas yang merangsang kreativitas, imajinasi, dan perkembangan sosial mereka. Ingatlah bahwa kebosanan dapat menjadi ruang bagi kreativitas dan imajinasi.

Perhatikan Kesejahteraan Anak Saat Screen Time

Perhatikan kesejahteraan anak selama dan setelah screen time. Jika Anda melihat tanda-tanda masalah perilaku, kesulitan konsentrasi, atau masalah sosial, konsultasikan dengan profesional kesehatan.

Dengan menetapkan batasan yang sehat, mengawasi penggunaan layar, dan mempromosikan keseimbangan antara aktivitas online dan offline, orang tua dapat membantu anak-anak mereka memanfaatkan teknologi secara positif. Ini sekaligus melindungi perkembangan otak dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Setiap anak berbeda, dan pendekatan yang tepat mungkin perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kepribadian individu. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Sahabat Fimela!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Ilustrasi vitamin atau Obat. Foto Unsplash/Adam Nieścioruk

ParentingVitamin A untuk Anak, Manfaat, Dosis Tepat, dan Sumber Terbaik

Vitamin A penting untuk anak. Ketahui manfaat, dosis, sumber makanan, dan kapan suplemen diperlukan untuk tumbuh kembang optimal.

Ilustrasi anak sakit radang tenggorokan/dok. Unsplash Vitolda

ParentingCara Membedakan Campak dengan Cacar Lain

Kenali gejala campak pada anak dan perbedaan dengan jenis cacar lain agar penanganan lebih tepat dan efektif.

Anak cenderung rewel ketika sakit. (unsplash.com/@4dgraphic)

ParentingKenali Gejala Campak Anak, Tahapan, Ciri-Ciri, dan Kapan Harus ke Dokter

Kenali gejala campak anak, mulai dari demam hingga ruam, serta kapan harus segera mencari pertolongan medis.

 Freepik.com)

ParentingSering Jadi Jalan Pintas, Bolehkah Mengiming-iming Anak Dapat Hadiah?

Berniat memberikan anak motivasi dengan imingan ternyata tidak baik? Simak pembahasan berikut untuk memahami jalan pintas parenting ini!

 Pexels/cottonbro studio)

ParentingCara Menemukan dan Mengembangkan Hobi Anak Sejak Dini

Panduan bagi orang tua untuk mengenali minat anak sejak kecil dan cara membimbing mereka agar hobi tersebut berkembang secara positif.

Read Entire Article
Parenting |