Fimela.com, Jakarta Anak-anak tercipta dengan rasa penasarannya karena bertumbuh dengan hal-hal menarik yang baru diketahuinya. Pada masa pengenalan anak terhadap dunia, orang tua berperan penting untuk menjadi jembatan bagi anak agar mendapatkan cara baik untuk terus berkembang. Disinilah orang tua akan mendapatkan tantangan mendidik anak agar bisa mengenal hal yang salah dan yang benar.
Dalam dunia pengasuhan anak, orang tua akan memiliki pendekatannya masing-masing sesuai tantangan yang berbeda. Dengan latar belakang tersendiri, orang tua pasti memiliki tujuan baik dalam memilih cara mendidik. Tak bisa dipungkiri, banyak orang tua terbiasa mnendidik anak dengan cara mengiming-iming agar anak ingin mengerjakan sesuatu.
Parents mungkin pernah merasakan kesulitan untuk menyuruh anak makan, belajar atau tidur tepat waktu. Dengan segala rasa penasarannya, anak-anak juga sedang banyak bertanya mengapa mereka harus mengikuti peraturan. Lantas, apakah boleh jika para orang tua mengiming-iming anak akan mendapatkan hadiah dan semacamnya?
Motivasi Untuk Anak Dari Imingan
Mengiming-imingi anak adalah salah satu cara bagi para orang tua agar anak memiliki motivasi untuk melakukan kewajibannya. Dengan aturan yang ada dalam setiap keluarga dan pendekatan yang berbeda. Ada yang memberikan imingan dengan baik, atau bahkan memberikan dengan pakasaan sehingga bisa berdampak buruk
Pendekatan seperti ini biasanya melibatkan penawaran hadiah atau sebuah insentif. Biasanya hal ini dapat memotivasi anak-anak, seperti janji orang tua memberikan sepatu baru jika anak ingin makan sayur, hingga janji memberikan boneka jika anak tidak menangis.
Sebenarnya, cara ini memiliki banyak perbedaan pendapat bagi orang tua dan pendidik. Sebagian orang percaya bahasa bujukan atau imingan dapat menyebabkan anak selalu ingin memiliki hak atau ketergantungan pada imbalan. Namun, tidak menutup kemungkinan, imingan ini bisa menjadi efektif untuk mengajarkan tanggung jawab dan kerja sama.
Apakah Boleh Mengiming-iming Anak?
Dilansir dari pon.harvard.edu, menurut Scott Brown, salah satu pendiri Harvard Negotiation Project, adanya bahasa mengiming-iming anak memang dekat dengan negosiasi. Melibatkan pemahaman akan emosi dan minat anak. Imingan sebenarnya bisa menciptakan lingkungan kolaboratif untuk anak berpartisipasi dengan tugas-tugas mereka.
Namun perlu diingat, ketergantungan anak pada imbalan bisa menyebabkan hasil yang negatif. Maka peran orang tua untuk memberikan makna dalam aktivitas atau kegiatan apapun bersama anak sangatlah penting. Disamping itu, imbalan atau imingan bisa digunakan untuk menjadi sebuah apresiasi kepada anak. Akan lebih baik jika tidak terlalu sering memberikan imingan, agar anak bisa melakukan kegiatannya tanpa paksaan.
Parents, ingatlah untuk menetapkan ekspektasi yang jelas bagi anak, secara bertahap beralih dari penghargaan ke sebuah motivasi bermakna. Menjaga komunikasi adalah kepentingan utama untuk memotivasi anak. Dengan memberikan pemahaman yang jelas tentang hubungan antara usaha dan hasil, orang tua dapat membantu anak-anak menghargai nilai kerja keras.
Penulis: Nadya Aufia
#Unlocking the Limitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.