Serba-serbi Kadek Adi Asih Atlet Panjat Tebing Asal Bali

1. Debut

International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2025 seri ketiga di Bali menjadi debut bagi Kadek di kancah elite dunia. Ia membela tim Indonesia bersama 30 atlet lainnya dan mengaku tidak menduga bahwa kejuaraan dunia pertama yang diikutinya akan memberikan kemenangan.

Meski baru debut, ia bersaing dengan para atlet kaliber dunia yang terlebih dahulu terjun di kancah profesional. Misalnya juara dunia sekaligus pemegang rekor dunia speed putri 6,06 detik asal Polandia Miroslaw Aleksandra dan atlet asal Cina Zhou Yafei. Kini ia menduduki peringkat 34 dunia. “Saya tidak menyangka bisa sampai di titik ini, masuk final dan dapat medali,” kata Kadek.

2. Kejutan

Dikutip dari Antara, Sabtu, 3 Mei 2025, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menilai perunggu yang diraih Kadek Adi merupakan kejutan. “Sebetulnya kami tempatkan lebih cadangan, tapi ternyata mempersembahkan medali. Ini kejutan manis,” kata Ketua Umum FPTI Yenny Wahid di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu, 3 Mei 2025.

Meski ditempatkan sebagai pemain cadangan, ia memuji ketenangan Kadek Adi Asih dalam mengatur ritme dan strategi. Yenny Wahid menilai Kadek Adi menjadi salah satu atlet potensial, mengingat usianya yang masih muda. “Sangat potensial, usia baru 19 tahun, masih bisa Olimpiade dua kali,” ucapnya.

3. Mengincar Olimpiade Los Angeles 2028

Setelah membawa pulang perunggu dalam Piala Dunia Panjat Tebing 2025, Kadek Adi Asih memasang target bisa lolos Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat 2028. Ia akan berfokus latihan di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Panjat Tebing di Bekasi bersama para seniornya dengan arahan pelatih Hendra Bashir.