Ternyata Pujian Berlebihan Bisa Merusak Mental Anak

2 days ago 9

ringkasan

  • Pujian berlebihan atau yang berfokus pada hasil akhir dapat merusak kepercayaan diri anak dan menumbuhkan pola pikir tetap.
  • Dorongan yang berfokus pada usaha, proses, dan ketekunan membantu anak mengembangkan motivasi internal serta pola pikir bertumbuh.
  • Strategi dorongan efektif meliputi spesifik, tepat waktu, memuji karakter, mengakui perjuangan, dan mendorong motivasi internal anak.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, membangun kepercayaan diri anak merupakan salah satu tujuan utama setiap orang tua. Namun, tahukah Anda bahwa cara kita memberikan pujian ternyata memiliki dampak signifikan pada perkembangan mental mereka?

Penelitian menunjukkan bahwa jenis pujian tertentu secara tidak sengaja dapat merusak kepercayaan diri, ketahanan, dan kemauan anak untuk menghadapi tantangan. Ini bukan hanya tentang apa yang kita katakan, melainkan bagaimana kita menyampaikannya.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui mengapa pujian berlebihan justru bisa merusak mental anak agar lebih efektif. Mari kita selami lebih dalam bagaimana membedakan pujian dan dorongan, serta strategi terbaik untuk mendukung perkembangan positif anak.

Mengenal Perbedaan Pujian dan Dorongan

Pujian (praise) dan dorongan (encouragement) seringkali dianggap sama, padahal keduanya memiliki efek yang sangat berbeda pada anak. Memahami perbedaan ini adalah langkah fundamental dalam mengetahui mengapa pujian berlebihan justru bisa merusak mental anak.

Pujian umumnya berfokus pada penilaian orang dewasa, seperti "Kamu anak yang baik" atau "Menara balokmu indah sekali!". Pujian semacam ini dapat membuat anak melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan orang dewasa, bukan karena motivasi internal. Akibatnya, pujian berlebihan bisa menurunkan harga diri anak, membuat mereka lebih kompetitif, dan kurang kooperatif.

Sebaliknya, dorongan bersifat tidak menghakimi dan menyoroti fakta spesifik tanpa evaluasi. Contohnya, "Kamu bekerja sangat keras" atau "Lihat semua warna hijau yang kamu gunakan dalam lukisanmu." Dorongan membantu anak mengembangkan motivasi diri yang kuat dan kebanggaan atas pekerjaan mereka, karena berfokus pada tindakan konkret yang mereka lakukan.

Pujian yang berlebihan atau berfokus pada kemampuan tetap (misalnya, "Kamu sangat pintar!") dapat menumbuhkan pola pikir tetap (fixed mindset), di mana anak percaya bahwa kemampuan mereka tidak akan berubah. Hal ini menciptakan tekanan kinerja dan kecemasan akan kegagalan. Sementara itu, dorongan mendorong anak untuk fokus pada usaha, strategi, ketekunan, dan peningkatan, yang pada akhirnya membangun pola pikir bertumbuh (growth mindset).

Mengembangkan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) Melalui Dorongan Efektif

Pola pikir bertumbuh adalah keyakinan bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui pembelajaran dan praktik. Ini adalah elemen krusial dalam membentuk mental anak.

Anak dengan pola pikir tetap percaya bahwa kecerdasan dan bakat adalah sifat statis yang tidak dapat diubah, sehingga mereka cenderung menghindari tantangan dan takut gagal. Berbeda dengan itu, anak dengan pola pikir bertumbuh percaya bahwa mereka dapat mempengaruhi perubahan, belajar hampir semua hal dengan dedikasi, usaha, dan ketekunan.

Untuk membangun pola pikir bertumbuh, fokuslah memuji usaha, bukan hasil akhir. Pujian yang berorientasi pada proses, seperti "Saya bisa melihat betapa kerasnya kamu bekerja untuk ini!" atau "Ketekunanmu benar-benar membuahkan hasil dalam proyek itu," terbukti memprediksi pencapaian akademik yang lebih besar di kemudian hari. Ini mengajarkan anak bahwa kemampuan mereka dapat meningkat dengan latihan.

Strategi Memberikan Dorongan yang Efektif untuk Kepercayaan Diri Anak

Setelah memahami perbedaan, mari kita terapkan strategi dorongan yang efektif untuk membuat anak percaya diri dengan cara tepat. Ini akan membantu anak merasa dihargai dan termotivasi dari dalam.

  • Fokus pada Usaha dan Proses: Alih-alih mengatakan "Kerja bagus!" atau "Kamu sangat pintar!", cobalah mengomentari prosesnya. Contoh: "Saya bisa tahu kamu bekerja keras untuk menyelesaikan teka-teki itu." Ini mengajarkan anak bahwa kemampuan dapat meningkat dengan latihan, membangun harga diri dan ketahanan mereka.
  • Bersikap Spesifik dan Tepat Waktu: Jelaskan secara spesifik apa yang anak lakukan untuk mendapatkan persetujuan Anda. Contoh: "Saya sangat terkesan dengan caramu menangani sekolah online. Kamu benar-benar menghadapi tantangan itu dan memanfaatkannya sebaik mungkin." Pujian deskriptif lebih tulus dan membantu anak memahami perilaku positif.
  • Puji Karakter dan Kualitas Unik: Fokus pada kepribadian anak Anda, seperti keberanian, rasa ingin tahu, atau kebaikan. Contoh: "Kamu selalu tahu lelucon yang tepat untuk membuat kita semua tertawa dan saya menghargai itu darimu." Pujian non-fisik membantu membangun kepercayaan diri yang bertahan lama.
  • Hindari Pujian yang Berlebihan atau Tidak Jujur: Anak-anak dapat merasakan ketidakjujuran. Pujian yang berlebihan juga dapat mengirimkan pesan bahwa mereka harus selalu tampil luar biasa, yang bisa membebani.
  • Akui Perjuangan dan Rintangan: Ketika anak mencapai sesuatu, mereka seringkali harus mengatasi rintangan. Mengungkapkan kebanggaan atas perjuangan mereka menunjukkan bahwa Anda memperhatikan dorongan dan dedikasi mereka.
  • Fokus pada Kemajuan, Bukan Kesempurnaan: Bantu anak menetapkan tujuan yang dapat dicapai dan puji kemajuan, dedikasi, serta kerja keras mereka. Tujuannya adalah peningkatan, bukan kesempurnaan.
  • Dorong Motivasi Internal: Tanyakan kepada anak bagaimana perasaan mereka tentang pencapaiannya sendiri, seperti "Bagaimana rasanya bagimu?" atau "Oh, bagaimana rasanya?". Ini membantu mereka mengembangkan perasaan baik tentang diri sendiri yang berasal dari dalam.

Dampak pujian yang tidak efektif dapat melatih anak untuk selalu mencari persetujuan orang lain, membuat mereka bertanya, "Apakah kamu menyukainya?" atau "Apakah saya melakukan pekerjaan dengan baik?". Mereka mulai percaya bahwa apa yang orang lain pikirkan lebih penting daripada penilaian diri sendiri. Oleh karena itu, memuji dengan cara tepat dan tak berlebihan adalah langkah penting untuk masa depan anak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Parenting |