Tips Mengatasi Perilaku Balita yang Kerap Memukul dan Mengigit Orang Lain

1 month ago 29

ringkasan

  • Perilaku memukul dan menggigit pada balita adalah fase perkembangan normal yang membutuhkan respons tenang dan konsisten dari orang tua.
  • Orang tua harus segera mengintervensi dengan komunikasi jelas, mengalihkan perhatian, dan mengajarkan alternatif perilaku positif kepada balita.
  • Hindari hukuman fisik, teriakan, atau memberikan perhatian berlebihan pada perilaku negatif, serta jangan melabeli anak untuk mengatasi kebiasaan ini.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, melihat si kecil memukul atau menggigit teman maupun orang dewasa tentu bisa membuat kita khawatir dan bingung. Perilaku ini seringkali menjadi tantangan umum bagi orang tua, terutama saat balita memasuki usia 1 hingga 3 tahun.

Fenomena balita memukul dan menggigit bukanlah tanda kenakalan, melainkan bagian alami dari tahap perkembangan mereka. Pada usia ini, kemampuan verbal balita masih terbatas, sehingga mereka sering menggunakan tindakan fisik sebagai cara untuk berkomunikasi atau mengekspresikan emosi yang meluap.

Dilansir dari berbagai sumber, penting bagi orang tua untuk memahami cara merespons perilaku agresif ini dengan tenang dan konsisten. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membimbing balita belajar mengekspresikan diri secara positif dan menghentikan kebiasaan memukul serta menggigit untuk selamanya.

Tetap Tenang dan Intervensi Cepat: Kunci Awal Mengatasi Perilaku Agresif Balita

Ketika balita mulai memukul atau menggigit, reaksi pertama kita mungkin adalah panik atau marah. Namun, sangat krusial bagi Sahabat Fimela untuk tetap tenang dan tidak merespons dengan teriakan atau emosi berlebihan.

Teriakan justru dapat memperburuk situasi atau bahkan membuat si kecil menganggap memukul sebagai cara efektif untuk mendapatkan perhatian. Respons yang terlalu dramatis bisa membuat perilaku agresif ini menjadi strategi yang diulang untuk menarik perhatian di kemudian hari.

Intervensi harus dilakukan segera dan dengan tegas. Pastikan untuk menanganinya begitu perilaku memukul atau menggigit terjadi, dengan suara yang tidak ramah dan tatapan mata yang serius. Setelah insiden, prioritaskan perhatian pada korban, terutama jika ada cedera, dan berikan pelukan serta kata-kata penghiburan.

Komunikasi Efektif dan Pengalihan Perhatian: Membantu Balita Belajar Ekspresi Diri

Mengajarkan balita cara berkomunikasi yang lebih baik adalah langkah penting dalam menghentikan perilaku memukul dan menggigit. Gunakan komunikasi yang singkat, jelas, dan langsung, seperti "Kita tidak memukul. Memukul menyakiti orang."

Fokuslah pada pernyataan yang menjelaskan tindakan itu sendiri, bukan melabeli anak. Alihkan perhatian si kecil ke mainan atau aktivitas lain yang positif, dan ajarkan mereka perilaku alternatif yang tepat untuk menggantikan tindakan agresif tersebut.

Pahami pemicu di balik perilaku memukul atau menggigit. Balita mungkin melakukannya karena lelah, lapar, bosan, atau frustrasi. Dengan mengidentifikasi pemicu ini, Sahabat Fimela dapat mengambil langkah proaktif untuk mencegahnya.

Berikan juga dukungan emosional dengan membantu balita mengidentifikasi emosi mereka, seperti berkata, "Kamu terlihat marah, tapi tidak apa-apa untuk marah, asalkan tidak memukul." Puji perilaku baik mereka, seperti berbagi atau mengikuti arahan, untuk memperkuat tindakan positif.

Hindari Kesalahan Fatal: Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua Saat Balita Memukul dan Menggigit

Ada beberapa hal yang mutlak harus dihindari saat menghadapi balita yang memukul atau menggigit. Jangan pernah memukul, menggigit balik, atau menggunakan hukuman fisik lainnya.

Tindakan ini hanya akan mengajarkan bahwa kekerasan adalah solusi yang dapat diterima, dan anak akan belajar bahwa memukul diperbolehkan jika dilakukan oleh yang lebih besar. Selain itu, hindari berteriak, mempermalukan, atau memarahi dengan keras.

Perlakuan tersebut tidak akan menghentikan perilaku, bahkan bisa membuat anak lebih kesal dan agresif. Jangan pula memberikan perhatian berlebihan pada perilaku negatif, karena perhatian, baik positif maupun negatif, dapat memperkuat perilaku tersebut.

Hindari melabeli anak Anda sebagai "penggigit" atau "anak nakal," karena ini dapat merusak citra diri mereka. Fokuslah pada tindakan yang buruk, bukan melabeli karakter anak. Terakhir, jangan memberikan ceramah panjang lebar atau memaksa balita yang sangat muda untuk meminta maaf, karena mereka mungkin belum memahami konsep tersebut sepenuhnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Parenting |