Tips Mengedukasi Anak yang Suka Berbohong

1 month ago 26

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, menyadari perilaku anak yang sering kali berbohong memang bikin sakit hati. Selain karena merasa gagal dalam mendidik, orang tua kerap dibuat bingung oleh alasan di balik kebohongan tersebut.

Tidak jarang, mereka bertanya-tanya apakah anak sedang sengaja menipu atau hanya mencoba memahami dunia sekitarnya. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi perilaku anak. Anak yang sering merasa tertekan, cemas, atau takut mendapat hukuman mungkin lebih cenderung berbohong sebagai bentuk perlindungan diri.

Kebohongan ini bisa muncul secara spontan, tanpa disadari sebagai tindakan negatif. Penting juga diingat bahwa berbohong tidak selalu berarti anak bermaksud jahat. Kadang mereka melakukannya untuk menguji batasan, mencari perhatian, atau sekadar menutupi kesalahan kecil. Tetapi, ada baiknya untuk mengajarkan anak agar tidak berbohong pada siapapun.

1. Kenali Penyebab di Balik Kebohongan Anak

Anak yang berbohong pasti selalu ada alasan dibaliknya, misalnya karena takut dimarahi, ada pula yang ingin mencari perhatian. Orangtua perlu jeli mengenali penyebab di balik perilaku ini sebelum memberikan reaksi.

Dengan memahami alasan anak, orangtua bisa mengambil langkah yang lebih tepat. Selain itu, mengenali akar masalah membantu orangtua mencegah kebohongan serupa terulang. Anak akan merasa dimengerti, sehingga lebih nyaman untuk berkata jujur di lain waktu.

2. Berikan Pujian pada Setiap Kejujuran Anak

Mengapresiasi anak saat mereka berkata jujur sangat penting karena bisa membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkata benar. Anak-anak biasanya sangat peka terhadap reaksi orangtua.

Saat mereka melihat kejujuran selalu mendapatkan respon positif, perlahan-lahan mereka akan lebih memilih jujur daripada berbohong. Pujian juga tidak harus berupa kata-kata saja, bisa dengan pelukan atau senyuman hangat. 

3. Jangan Menghakimi Anak di Segala Perbuatannya

Menghakimi anak saat mereka melakukan kesalahan hanya akan membuat mereka semakin takut. Alih-alih belajar dari pengalaman, mereka justru memilih berbohong untuk menghindari kemarahan orang tua. 

Sebaliknya, cobalah bersikap lebih terbuka dan mendengarkan alasan di balik perbuatannya. Dengan begitu, anak akan merasa dihargai dan tidak takut untuk menceritakan hal yang sebenarnya.

Pendekatan yang penuh kasih sayang membantu anak memahami bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

4. Adakan Sesi Curhat Singkat Setiap Hari

Meluangkan waktu 5–10 menit setiap hari untuk mendengarkan cerita anak bisa membuat perbedaan besar. Sesi curhat ini bisa dilakukan sebelum tidur atau saat makan malam bersama.

Melalui momen tersebut, anak punya kesempatan untuk menceritakan hal-hal kecil yang mereka alami. Kebiasaan ini juga mempererat hubungan emosional antara orangtua dan anak. Anak akan merasa orang tuanya selalu ada untuk mereka, sehingga kebiasaan untuk berbohong akan semakin berkurang.

5. Tetap Tenang dan Sabar dalam Mendidik Anak

Menghadapi anak yang berbohong memang bisa memicu emosi. Namun, penting bagi orangtua untuk tetap tenang agar anak tidak merasa semakin terpojok. Menerapkan sikap sabar, orangtua bisa menjelaskan dengan lebih jernih mengapa berbohong itu tidak baik.

Anak pun akan lebih mudah menerima nasihat yang diberikan tanpa merasa ditekan dan belajar bahwa menghadapi masalah tidak harus dengan emosi, melainkan dengan kepala dingin dan sikap yang penuh pengertian.

Sahabat Fimela, demikian tips mengedukasi anak yang sering berbohong pada orang tuanya. Perlu diingat, proses ini membutuhkan waktu, tapi setiap langkah kecil yang dilakukan dengan cinta akan membentuk karakter anak menjadi pribadi yang percaya diri dan bertanggung jawab.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Parenting |