Apa itu Diabetic Foot pada Pasien Diabetes Melitus

6 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal sebagai kencing manis tidak hanya mempengaruhi kadar gula darah, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi serius, salah satunya adalah Diabetic Foot. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi yang sering dialami oleh penderita diabetes dan dapat berdampak buruk jika tidak ditangani dengan tepat. 

Apa itu Diabetic Foot?

Diabetic foot adalah komplikasi serius yang sering dialami oleh penderita diabetes melitus. Kondisi ini ditandai dengan adanya luka, infeksi, atau kerusakan jaringan di kaki akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol. Menurut dokter spesialis bedah subspesialisasi di bidang bedah vaskular dan endovaskular Sendi Kurnia Tantinius menjelaskan diabetic foot terjadi karena kombinasi faktor neuropati (kerusakan saraf), gangguan aliran darah, dan infeksi. "Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangren dan berisiko amputasi," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 14 Mei 2025.

Penyebab dan Proses Terjadinya Diabetic Foot

Menurut Sendi, diabetic foot terjadi akibat kombinasi beberapa faktor utama. Pertama adalah  faktor neuropati diabetik. Faktor ini bisa menyebabkan hilangnya sensasi di kaki, sehingga luka kecil tidak terasa. Lalu ada pula faktor gangguan sirkulasi darah, karena diabetes menyebabkan penyempitan pembuluh darah, memperlambat penyembuhan luka. Ada pula faktor infeksi yaitu Luka kecil yang tidak segera ditangani bisa berkembang menjadi infeksi berat. Terakhir adalah faktor tekanan berlebih pada kaki – Sepatu yang tidak nyaman atau posisi berjalan yang salah dapat memperburuk kondisi luka.

Ada beberapa gejala diabetic foot yang perlu diwaspadai pada pasien diabetes. Gejala pertama adalah kesemutan dan mati rasa pada kaki. Gejala kedua adalah nyeri yang tidak biasa. Lalu gejala lainnya adalah pembengkakan pada area kaki. Gejala lain adalah perubahan warna kulit menjadi lebih gelap di area yang terinfeksi. "Gejala seperti kesemutan dan mati rasa sering kali diabaikan oleh penderita diabetes. Padahal, ini bisa menjadi tanda awal adanya kerusakan saraf yang berpotensi berkembang menjadi Diabetic Foot," katanya Sendi Kurnia Tantinius. 

Tahapan Diabetic Foot

Diabetic Foot memiliki 5 tahapan, yaitu:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1.    Derajat 0: Kaki normal tanpa faktor risiko.
2.    Derajat 1 dan 2: Pasien dengan ulkus superfisial (luka dangkal).
3.    Derajat 3: Terdapat infeksi dengan abses jaringan lunak dan osteomyelitis (infeksi tulang).
4.    Derajat 4 dan 5: Kerusakan jaringan yang ireversibel, sehingga pasien membutuhkan amputasi parsial atau seluruh kaki.

Sendi mengatakan bahwa semakin tinggi derajatnya, semakin serius pula kondisi yang dialami pasien. "Oleh karena itu, deteksi dini dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah kondisi semakin parah," katanya. 

Perawatan diabetic foot melibatkan pendekatan multidisiplin. Penting agar pasien lakukan pemeriksaan kaki secara rutin, menggunakan sepatu yang nyaman dan sesuai ukuran, menjaga kebersihan kaki secara menyeluruh dan mengontrol gula darah secara ketat. Sendi mengatakan ada beberapa metode yang dilakukan untuk menangani diabetic foot. Beberapa metodenya adalah debridemen luka, yaitu membersihkan jaringan mati atau terinfeksi untuk mencegah penyebaran infeksi.

Lalu ada metode terapi oksigen hiperbarik, yaitu membantu mempercepat penyembuhan luka dengan meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Kemudian metode penggunaan sepatu khusus untuk mengurangi tekanan pada luka. Terakhir metode intervensi vaskular. Metode ini dilakukan jika terjadi penyumbatan pembuluh darah, diperlukan tindakan seperti angioplasti atau operasi bypass untuk melancarkan aliran darah.

Read Entire Article
Parenting |