Cara Menangani Anak Tantrum: Bersikap Tenang

1 week ago 21

Fimela.com, Jakarta Salah satu fase perkembangan anak yang cukup menantang adalah ketika anak mulai tantrum. Tantrum merupakan kondisi ketika anak marah di luar kendali hingga berteriak atau bahkan berguling-guling di tempat umum.

Tantrum merupakan fase normal yang akan dilalui pada masa perkembangan anak terutama saat balita. Anak yang tantrum bukanlah tanda bahwa anak tersebut nakal. Tantrum pada anak merupakan reaksi alamiah ketika mereka mulai merasakan gejolak emosi pada diri mereka.

Oleh karena itu, menangani anak tantrum tidak bisa sembarang. Berikut adalah cara efektif untuk menangani anak yang sedang tantrum.

1. Tetap Tenang dan Tegas

Anak yang tantrum biasanya diakibatkan oleh keinginannya yang tidak dipenuhi. Ketika tidak diberi apa yang diinginkan, anak biasanya akan mulai merengek, menangis, lalu kemudian menjadi tantrum.

Tantrum terkadang juga terjadi di tempat umum. Apabila hal ini terjadi, tetaplah tenang dan jangan menyerah pada keinginan anak. Biarkan anak melampiaskan emosinya meskipun dengan berteriak atau menendang-nendangkan kaki ke udara. 

Biarkan anak merasakan gejolak emosinya sendiri agar dia dapat mengendalikan diri di masa depan. Jangan menyerah pada kemauan anak agar dia sadar bahwa yang dilakukannya bukanlah hal yang tepat.

2. Beri Waktu pada Anak

Anak yang sedang mengalami lonjakan emosi perlu diberikan waktu sendiri untuk menenangkan diri. Bukan hanya anak, orang dewasa pun perlu waktu untuk mengendalikan diri dari rasa marah.

Membiarkan anak tantrum sama dengan memberi waktu pada anak. Biarkan dia menyiasati gejolak emosinya dan menenangkan dirinya sendiri. Biasanya, anak akan tenang setelah mereka kelelahan menangis dan berteriak.

3. Hindari Memarahi Anak

Memarahi anak yang sedang tantrum hanya akan menguras emosi, baik bagi orang tua maupun sang anak. Memarahi anak saat dia sedang tantrum justru akan membuat anak makin marah sebab ia merasa disaingi dan ditandingi. 

Biasanya, anak akan cenderung tenang sendiri apabila sikap tantrum mereka tidak diladeni. Bahkan, anak akan merasa malu dan kelelahan ketika ia sadar tantrumnya tidak berhasil.

4. Validasi Perasaan Anak

Amarah merupakan emosi yang perlu diberitahu kepada anak. Biasanya, anak akan menunjukkan gelagat yang gelisah dan menggebu-gebu. Beri validasi pada perasaan mereka. Setelah itu, berikan pengertian bahwa rasa gelisah dan menggebu-gebu itu merupakan emosi manusia. Berikan juga pengertian bahwa marah-marah terutama di tempat umum tidak akan menyelesaikan masalah.

5. Alihkan Perhatian Anak

Cara selanjutnya adalah mengalihkan perhatian anak. Sahabat Fimela dapat coba mengalihkan perhatian anak ketika mereka sedang atau telah selesai tantrum. Anak yang masih balita biasanya masih mudah dipengaruhi oleh rangsangan lain sehingga perhatiannya mudah teralihkan. Alihkan perhatiannya dengan hal-hal yang menarik, seperti pesawat yang melintas, kupu-kupu yang terbang, dan sebagainya.

6. Berikan Pelukan pada Anak

Apabila anak berhasil tenang, berikan pelukan dan kenyamanan pada anak. Tunjukkan bahwa sikap yang tenang akan membuat dirinya terasa lebih nyaman Pelukan orang tua kepada anak dapat memberikan efek relax pada anak. Oleh karena itu, pelukan dapat meredam emosi mereka sehingga mereka akan lebih tenang dan terkendali.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Parenting |