Meski Nilai Sahamnya Meroket, Nissan Bakal PHK 20 Ribu Karyawan

7 hours ago 2

GOOTO.COM, Jakarta - Produsen otomotif Jepang, Nissan Motor Co. mengalami kenaikan nilai saham pada Selasa, 13 Mei 2025. Meski begitu, Nissan ingin melakukan pengurangan jumlah karyawan hingga 20.000, guna restrukturisasi bisnis perusahaan yang sedang terpuruk.

Iklan

Melansir dari Bloomberg, saham perusahaan Nissan mengalami kenaikan sebesar 6 persen sebelum akhirnya kembali turun sekitar 3,8 persen. Hingga saat ini pihak perusahaan belum memberikan komentar apapun terkait kabar tersebut. 

Sebelumnya, Nissan sempat mengumumkan rencana untuk memangkas 9.000 karyawan dan mengurangi hasil produksi global hingga 20 persen pada November 2024. Langkah itu diambil setelah mengalami penurunan laba bersih sebesar 94 persen pada semester pertama di pasar Cina dan Amerika Serikat (AS).

Angka ini baru saja bertambah setelah perusahaan ingin melakukan efisiensi terhadap 11.000 tenaga kerja tambahan, di mana 15 persen dari jumlah total PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) adalah karyawan dari grup globalnya.

Mengutip dari media Jepang, NHK, Nissan bahkan berencana untuk membatalkan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Negeri Sakura, serta menutup tiga pabrik di Thailand dan beberapa tempat lainnya.

Nissan sendiri memperkirakan kerugian bersih perusahaan mencapai angka 750 miliar yen, atau sekitar Rp 84 triliun untuk tahun fiskal 2024, yang berakhir pada Maret lalu.

Kepala Eksekutif yang mengambil alih pada April 2025, Ivan Espinosa dinilai memiliki beban tanggung jawab berat untuk mengembalikan kondisi bisnis Nissan. 

Pasalnya, Ivan dituntut untuk menjelaskan spekulasi atas terjadinya PHK, serta potensi penutupan pabrik ketika perusahaan mengumumkan hasil fiskal yang dijadwalkan pada 13 Mei 2025.

Sebenarnya, Nissan sempat sedikit mendapatkan angin segar ketika menandatangani perjanjian dengan perusahaan otomotif lain, Honda Motor Co. untuk menggabungkan kedua brand di bawah satu perusahaan induk pada Desember lalu.

Namun, aliansi tersebut harus berakhir pada Februari karena ketidakseimbangan kekuatan yang melekat antara kedua merek tersebut. Nissan pun kembali terpuruk, hingga bahkan diklaim menjadi kondisi paling parah perusahaan sejak 26 tahun lalu. 

Meski upaya merger gagal, Nissan dan Honda disebut masih melanjutkan kemitraan strategis yang berfokus pada kendaraan listrik dan baterai, sehingga masih ada potensi adanya ruang diskusi untuk bekerjasama di kemudian hari. 

Sebagai catatan, Nissan telah mengalami kekacauan manajemen dan pertikaian internal sejak mantan Ketua Carlos Ghosn ditangkap dan digulingkan pada 2018. Ditambah lagi, tarif yang diberikan Presiden Donald Trump atas mobil dan suku cadang kendaraan yang diimpor ke AS semakin melumpuhkan Nissan.

RIFQI DHEVA ZA’IM | ERWAN HARTAWAN

Read Entire Article
Parenting |