TEMPO.CO, Jakarta -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan kerusakan akibat gempa bumi bermagnitudo 6,3 di Bengkulu yang terjadi pada Jumat dini hari, 23 Mei 2025, masuk kategori minor. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, terdapat empat kabupaten yang terdampak, yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Utara.
Berdasarkan data terbaru pada pukul 10.00 WIB, Abdul Muhari menyebut belum ada korban jiwa maupun korban luka dalam insiden ini. "Sementara korban terdampak hingga siang ini itu ada 52 kepala keluarga," ujar dia dalam konferensi pers melalui zoom meeting pada Jumat, 23 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Abdul Muhari menjelaskan, pendataan di keempat wilayah tersebut masih terus dilakukan, sehingga tidak menutup kemungkinan korban atau jumlah kerusakan lainnya bertambah. Dia menuturkan, BNPB pusat sudah menerjunkan tim reaksi cepat yang dipimpin 1 deputi dan staf ahli. Tim ini, kata dia, akan melakukan deteksi cepat mengenai dampak, serta membantu evakuasi para korban terdampak seperti mendirikan dapur umum.
BNPB juga sudah mengirim sejumlah bantuan logistik untuk para korban yang saat ini diungsikan. Beberapa di antaranya adalah 200 paket sembako, 50 tenda keluarga, 100 selimut dan matras, serta makanan siap saji sebanyak 100 kantong. Abdul menjelaskan kondisi di lapangan masih sangat dinamis sehingga segala kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk gempa susulan.
BNPB menjelaskan gempa bumi terjadi sekitar pukul 2.52 WIB dan memiliki kedalaman 80 kilometer, dengan koordinat 4.17 Lintas Selatan dan 102.17 Bujur Timur. Abdul Muhari mengatakan gempa ini merupakan tragedi dengan mekanisme intraslab dan terjadi di lempeng samudera dengan mekanisme sesar naik. Dia menuturkan sesar naik inilah yang membuat guncangan gempa di bawah kedalaman 80 kilo meter itu terasa cukup signifikan oleh masyarakat di sekitar pulau Bengkulu.
Menurut Abdul Muhari, meski berpusat di laut, gempa tidak berpotensi tsunami. “Guncangan gempa dirasakan warga selama dua hingga tiga detik dengan getaran kuat,” kata dia dikutip dari keterangan resmi, Jumat, 23 Mei 2025.
Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.