Kenali Gejala Anak Speech Delay, Jangan Sampai Keterlambatan Bicara Hambat Perkembangannya!

1 week ago 15

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, apakah kamu khawatir dengan perkembangan bicara Si Kecil? Speech delay atau keterlambatan bicara adalah kondisi di mana kemampuan bicara anak berkembang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Meski begitu, bukan berarti anak tidak bisa bicara, lho. Namun, kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat.

Speech delay merupakan kondisi ketika kemampuan berbicara anak terlambat dibandingkan dengan anak seusianya. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan berkomunikasi, memahami bahasa, dan berinteraksi sosial. Penanganan dini sangat penting untuk membantu anak mencapai potensi bicaranya.

Lantas, apa saja gejala speech delay pada anak yang perlu diwaspadai? Bagaimana cara mengatasinya agar tumbuh kembang Si Kecil tetap optimal? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini!

Gejala Speech Delay pada Anak yang Perlu Diperhatikan

Speech delay atau keterlambatan bicara pada anak adalah kondisi di mana perkembangan bicara dan bahasa anak lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Gejalanya bervariasi tergantung usia anak. Berikut beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai:

  • Usia Bayi (kurang dari 12 bulan):

Kurangnya respons terhadap suara atau panggilan, tidak adanya celotehan (babbling) seperti "ma-ma" atau "da-da" pada usia 12 bulan, dan tidak menggunakan gerakan seperti menunjuk atau melambaikan tangan untuk berkomunikasi.

  • Usia Toddler (12-24 bulan):

Lebih sering menggunakan gerak tubuh daripada kata-kata untuk berkomunikasi, kesulitan meniru suara atau memahami ucapan sederhana, kosakata sangat terbatas atau tidak ada sama sekali pada usia 2 tahun, tidak bereaksi saat dipanggil namanya, dan menghindari kontak mata saat diajak bicara.

  • Usia Balita (2 tahun ke atas):

Pada usia 2 tahun, hanya mampu mengucapkan kurang dari 25 kata atau tidak mampu menggabungkan dua kata menjadi kalimat sederhana (misalnya, "mama makan"). Pada usia 2 tahun 6 bulan, masih belum mampu menggabungkan kata-kata. Pada usia 3 tahun, tidak mampu merangkai kalimat pendek.

Penyebab Speech Delay pada Anak

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan speech delay, mulai dari gangguan pendengaran, autisme, kelainan pada mulut, hingga kurangnya stimulasi bahasa. Penting untuk diingat bahwa keterlambatan bicara tidak selalu disebabkan oleh masalah serius, tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan pengasuhan.

Beberapa kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi kemampuan bicara anak di antaranya autisme, infeksi telinga yang sering, cedera otak, penyakit cerebral palsy, down syndrome, keterlambatan dalam perkembangan bahasa dalam keluarga, gangguan pendengaran, disabilitas belajar, dan berat lahir rendah.

Anak dengan speech delay mungkin menunjukkan gejala seperti keterbatasan kosakata, kesulitan membentuk kalimat, atau kesulitan berkomunikasi secara efektif. Apabila tidak ditangani, speech delay bisa menghambat perkembangan anak.

Cara Mengatasi Speech Delay pada Anak

Speech delay disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik hingga kurangnya stimulasi. Mengatasinya membutuhkan pendekatan holistik. Penanganan speech delay memerlukan kerjasama orang tua, terapis, dan dokter. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda khawatir.

Berbagai metode terapi tersedia untuk mengatasi speech delay, termasuk terapi wicara, terapi okupasi, dan stimulasi bahasa di rumah. Orang tua berperan penting dalam memberikan stimulasi bahasa yang tepat dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan bicara anak.

Dengan penanganan tepat dan dukungan konsisten, Si Kecil dapat mengejar ketertinggalannya dan mencapai potensi bicaranya. Jadi, jangan tunda untuk mencari bantuan profesional jika Sahabat Fimela mencurigai adanya gejala speech delay pada anak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anisha Saktian Putri

    Author

    Anisha Saktian Putri
Read Entire Article
Parenting |