Ratusan Guru Besar FKUI Minta Prabowo Kembalikan Kolegium Kedokteran ke Ahli

9 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyurati Presiden Prabowo Subianto perihal situasi sistem pendidikan kedokteran dan kesehatan Tanah Air yang disebut memprihatinkan. Salah satu keprihatinan yang paling disoroti ialah hilangnya independensi kolegium kedokteran saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebagai para pendidik dan praktisi di bidang kedokteran, kami merasa terpanggil untuk menyampaikan beberapa hal yang kami nilai penting bagi masa depan kualitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia," tulis surat yang disampaikan 121 Guru Besar FK UI ke Prabowo pada Jumat, 16 Mei 2025.

Dalam surat ke kepala negara itu, ratusan guru besar FK UI menyatakan, kolegium kedokteran kini telah kehilangan independensinya. Hal itu didasarkan pada adanya perubahan tata kelola kolegium yang saat ini berada di bawah Kementerian Kesehatan.

Ratusan Guru Besar FK UI mengatakan perubahan tata kelola kolegium itu dikhawatirkan dapat menggangu independensi serta obyektivitas. Terutama dalam penentuan standar pendidikan dan kompetensi profesi.

Peristiwa lain yang menjadi sorotan ialah disintegrasi antara rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran, serta kejadian mutasi mendadak yang dialami sejumlah staf medis sekaligus dosen. Ratusan Guru Besar FK UI menilai, serangkaian kebijakan itu berdampak pada terganggunya kesinambungan pendidikan dokter spesialis dan subspesialis.

"Serta berpotensi menurunkan kualitas layanan dan pendidikan kedokteran nasional," tulis pesan dari ratusan Guru Besar FK UI ke Prabowo.

Para Guru Besar dari FK UI itu berharap agar Prabowo bisa mengembalikan fungsi kolegium seperti sedia kala. Yaitu diserahkan kepada para ahli di bidangnya, sehingga tetap independen dan profesional.

Selain itu, ratusan Guru Besar FKUI juga berharap kepala pemerintahan bisa membangun kembali kemitraan yang sehat. Baik antara Kementerian Kesehatan, rumah sakit Kementerian Pendidikan Tinggi, serta kolegium.

Ditemui di Gedung FKUI, Jakarta, Budi Wiweko mengatakan menunggu respons dari Prabowo terhadap surat tersebut. Guru Besar dari FK UI ini menilai, perlu ada dialog secara langsung untuk membahas persoalan ihwal sistem pendidikan kedokteran saat ini. "Kami sangat ingin berdialog. Kami terbuka untuk berdialog," ujarnya, pada Jumat, 16 Mei 2025.

Kolegium Tandingan

Belakangan ini mencuat dugaan pembentukan kolegium kedokteran tandingan oleh Kementerian Kesehatan. Dugaan itu beredar setelah sejumlah dokter anak dimutasi secara sepihak. Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menduga mutasi terhadap sejumlah dokter yang juga merupakan pengurus IDAI itu berhubungan dengan sikap organisasi mengenai pengambilalihan kolegium.

IDAI sebelumnya menentang keputusan Kementerian Kesehatan membentuk kolegium. Mengacu pada Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Piprim menyebutkan kolegium seharusnya bersifat independen dan dibentuk oleh kelompok ahli tiap disiplin ilmu kesehatan.

Piprim menuturkan, pada Oktober 2024, IDAI menggelar Kongres Ilmu Kesehatan Anak atau KONIKA di Semarang, Jawa Tengah. "Saat itu, IDAI menyatakan sikap tetap mempertahankan kolegium itu di bawah organsisasi profesi berdasarkan kongres," ucap Piprim saat rapat dengar pendapat umum bersama BAM DPR, Rabu, 7 Mei 2025.

Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan editor: Guru Besar FKUI Jelaskan Dampak Bila Kolegium Kedokteran Dilemahkan

Read Entire Article
Parenting |