5 Alasan Mengapa Urutan Lahir Berpengaruh pada Kepribadian Seseorang

4 days ago 9

Fimela.com, Jakarta Setiap anak terlahir dengan cerita uniknya sendiri. Tapi siapa sangka, urutan lahir dalam keluarga ternyata ikut memengaruhi bagaimana kepribadian mereka terbentuk? Bukan karena anak sulung, tengah, atau bungsu itu “dilahirkan” berbeda, tapi karena suasana dan peran dalam keluargalah yang membentuknya perlahan-lahan sejak kecil.

Sahabat Fimela, artikel ini akan membahas bagaimana posisi lahir seorang anak—apakah ia lahir pertama, di tengah, atau terakhir—bisa memengaruhi cara pandangnya, caranya berinteraksi, dan bahkan rasa percaya dirinya. Semua ini bisa jadi bahan refleksi bagi para orang tua agar bisa lebih memahami kebutuhan emosional tiap anak secara lebih mendalam dan adil.

1. Perbedaan Kebutuhan Emosional Sejak Awal

Anak pertama biasanya mendapatkan perhatian penuh dari orang tua. Setiap perkembangan kecilnya dipuji dan disorot. Tapi begitu adik lahir, perhatian itu harus dibagi. Akhirnya, anak pertama sering merasa harus selalu “menjadi contoh” atau “menjadi yang paling bisa diandalkan.”

Sebaliknya, anak bungsu lahir dalam suasana keluarga yang sudah lebih santai. Orang tua biasanya sudah tidak terlalu kaku. Anak bungsu pun tumbuh lebih bebas, tapi kadang justru merasa tidak dianggap serius karena terlalu sering diperlakukan seperti bayi.

Sahabat Fimela, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kebutuhan emosional tiap anak berbeda. Anak sulung mungkin butuh penguatan bahwa dirinya tetap disayangi meskipun sudah ada adik. Anak bungsu pun butuh ruang untuk berkembang, bukan hanya dimanja.

2. Cara Anak Mencari Perhatian

Setiap anak ingin diperhatikan, tapi caranya bisa berbeda-beda tergantung urutan lahirnya. Anak pertama cenderung mencari perhatian lewat prestasi. Ia ingin dianggap pintar, mandiri, dan bisa diandalkan.

Anak tengah biasanya tumbuh dalam posisi “di antara.” Ia tidak seistimewa yang pertama, dan tidak selucu si bungsu. Maka, ia belajar untuk menyesuaikan diri. Ia sering menjadi penengah, peka terhadap perasaan orang lain, dan tidak suka membuat konflik.

Sementara anak bungsu, karena sejak kecil sudah harus “bersaing” dengan kakak-kakaknya yang lebih besar, sering mencari perhatian dengan cara yang lucu, kreatif, atau bahkan sedikit nakal. Ini bukan tanda kenakalan, tapi upaya mereka agar tidak diabaikan.

3. Peran Anak saat Keluarga Mengalami Masalah

Ketika keluarga menghadapi tantangan, seperti masalah keuangan, perceraian, atau sakit, posisi lahir bisa menentukan bagaimana anak menyikapinya. Anak pertama sering merasa harus kuat. Ia jadi tempat curhat orang tua, atau diminta menjaga adik-adiknya.

Akibatnya, banyak anak sulung yang terlihat dewasa sejak kecil. Tapi hati-hati, karena di balik kedewasaannya, ia bisa menyimpan rasa lelah atau beban emosional yang tidak terlihat.

Anak tengah sering jadi penyeimbang saat keluarga sedang tidak stabil. Ia tidak menuntut banyak, dan cenderung berusaha membuat semuanya baik-baik saja. Sementara anak bungsu, bisa jadi pelipur lara yang membawa keceriaan, tapi kadang merasa tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sahabat Fimela, memahami peran ini bisa membantu orang tua memberikan dukungan yang tepat saat situasi sedang sulit.

4. Urutan Lahir dan Rasa Percaya Diri

Urutan lahir juga berpengaruh pada bagaimana anak menilai dirinya sendiri. Anak pertama cenderung punya rasa percaya diri tinggi karena sejak awal sering dianggap “yang bisa diandalkan.” Tapi jika terlalu ditekan, ia bisa tumbuh jadi anak yang takut gagal.

Anak bungsu, di sisi lain, kadang tumbuh dengan rasa tidak percaya diri karena sering dianggap “masih kecil” atau tidak penting pendapatnya. Ia bisa tumbuh minder jika tidak diberi kesempatan untuk bertanggung jawab.

Anak tengah? Sering merasa seperti bayangan. Tidak terlalu disorot seperti si sulung, dan tidak dimanja seperti si bungsu. Kalau tidak mendapatkan dukungan emosional yang cukup, ia bisa tumbuh jadi pribadi yang sulit menentukan arah.

Sahabat Fimela, di sinilah pentingnya memberi apresiasi yang adil pada setiap anak, tanpa membanding-bandingkan mereka.

5. Cara Anak Menyelesaikan Konflik

Setiap anak punya cara sendiri dalam menghadapi pertengkaran atau masalah. Anak sulung biasanya berusaha menghindari konflik karena sejak kecil diajari untuk mengalah demi adik. Tapi jika dibiarkan terus-menerus, ia bisa menyimpan rasa kesal dalam diam.

Anak tengah, karena terbiasa berada di tengah-tengah, biasanya jago menengahi. Tapi kalau terus diminta mengalah atau jadi penengah, ia bisa merasa tidak dihargai. Sedangkan anak bungsu, bisa jadi lebih jujur dan spontan dalam menyampaikan perasaan, tapi kadang emosinya naik turun.

Sahabat Fimela, dengan memahami pola ini, orang tua bisa membantu anak mengelola emosinya dengan lebih baik. Setiap anak butuh belajar bahwa perasaannya valid dan boleh diungkapkan dengan cara yang sehat.

Urutan lahir memang bukan satu-satunya faktor pembentuk kepribadian anak, tapi pengaruhnya nyata. Sebagai orang tua, memahami pola ini bisa membantu kita lebih adil dan bijak dalam memperlakukan setiap anak.

Sahabat Fimela, ingat bahwa setiap anak unik. Bukan karena urutan lahirnya, tapi karena pengalaman dan respon kita sebagai orang tua. Tugas kita bukan menyamakan mereka, tapi menemani mereka tumbuh sesuai dengan cara terbaik mereka sendiri.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Endah Wijayanti
Read Entire Article
Parenting |