Low Arousal Parenting: Rahasia Mengasuh Anak dengan Tenang dan Bahagia

7 hours ago 2

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu merasa kewalahan mengasuh anak? Perilaku tantrum, melawan, atau agresi seringkali membuat stres. Low arousal parenting hadir sebagai solusi, menjawab bagaimana menciptakan lingkungan rumah yang tenang dan harmonis. Ini bukan soal permisif, melainkan memahami emosi anak dan meresponnya dengan bijak, dimulai dari mengenali pemicu stres dan kecemasan.

Dilansir dari berbagai sumber, Low arousal parenting, pendekatan pengasuhan yang berfokus pada pengurangan stres, rasa takut, dan frustrasi pada anak. Tujuan utamanya adalah mencegah perilaku menantang dan membangun hubungan yang positif. Cara kerjanya berpusat pada pemahaman keadaan psikologis anak, bukan menyalahkan atau mengontrol.

Metode ini efektif karena menekankan pentingnya membangun hubungan yang kuat, rasa hormat, dan perawatan. Dengan memahami pemicu stres dan meresponnya dengan tepat, Sahabat Fimela dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.

Memahami Pemicu Perilaku Anak

Kunci utama low arousal parenting adalah mengidentifikasi pemicu stres anak. Amati perilaku anak, perhatikan pola, dan catat situasi yang memicu kecemasan atau frustrasi. Apakah itu suara keras, lingkungan yang ramai, atau tuntutan tertentu?

Setelah mengenali pemicunya, Sahabat Fimela dapat menerapkan strategi proaktif untuk mencegah situasi yang memicu stres. Misalnya, jika anak sensitif terhadap suara keras, usahakan untuk menciptakan lingkungan yang tenang. Jika anak mudah frustrasi saat bermain, berikan panduan dan dukungan yang cukup.

Strategi aktif juga penting, yaitu menangani situasi yang sedang berkembang. Jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda stres, segera intervensi dengan cara yang menenangkan. Berbicara dengan lembut, memeluk, atau menawarkan aktivitas yang menenangkan bisa sangat membantu.

Strategi Mengatasi Perilaku Menantang

Low arousal parenting menghindari hukuman fisik atau verbal. Fokusnya adalah pada respons dan perilaku orang tua sendiri. Tanggapi perilaku anak dengan tenang dan empati. Hindari reaksi yang emosional, karena hal itu hanya akan memperburuk situasi.

Berikan anak waktu untuk menenangkan diri. Jangan memaksanya untuk langsung mengikuti instruksi. Berikan pilihan yang terbatas, sehingga anak merasa memiliki kendali atas situasi. Komunikasi yang sabar dan penuh pengertian sangat penting dalam pendekatan ini.

Setelah kejadian yang tidak diinginkan, lakukan refleksi diri. Pahami peran Sahabat Fimela dalam situasi tersebut. Fokuslah pada pemahaman 'mengapa' perilaku terjadi, bukan pada siapa yang harus disalahkan. Ini membantu dalam memperbaiki strategi pengasuhan di masa mendatang.

Membangun Hubungan yang Kuat

Hubungan yang kuat antara orang tua dan anak adalah fondasi low arousal parenting. Luangkan waktu berkualitas bersama anak. Bermain, bercerita, atau melakukan aktivitas yang disukai anak bersama-sama.

Berikan pujian dan pengakuan atas usaha dan pencapaian anak. Ekspresikan kasih sayang secara verbal dan fisik. Berikan anak rasa aman dan percaya diri. Dengan membangun hubungan yang kuat, anak akan merasa lebih nyaman dan aman untuk mengekspresikan emosinya.

Ingatlah, low arousal parenting bukan berarti permisif. Tetapkan batasan dan harapan yang jelas, tetapi sampaikan dengan cara yang penuh kasih sayang dan pengertian. Konsistensi dalam menerapkan batasan sangat penting untuk membantu anak merasa aman dan terlindungi.

Adaptasi lingkungan juga penting. Sesuaikan lingkungan dan aktivitas dengan kebutuhan dan preferensi unik anak. Berikan anak kesempatan untuk memimpin dalam bermain dan aktivitas mereka. Ini membantu mengurangi beban sensorik dan memberikan anak rasa kendali.

Low arousal parenting adalah pendekatan holistik yang berfokus pada kesejahteraan emosional anak. Dengan memahami pemicu stres anak dan menggunakan strategi yang tepat, Sahabat Fimela dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sambil meminimalkan stres dan frustrasi. Meskipun sering dikaitkan dengan anak-anak dengan kondisi tertentu seperti PDA atau autisme, prinsip-prinsipnya dapat diterapkan pada semua anak untuk menciptakan hubungan keluarga yang lebih sehat dan harmonis.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Parenting |