Fimela.com, Jakarta Di era digital seperti sekarang, dunia maya sudah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak sejak usia dini. Gadget bukan lagi sekadar alat hiburan, tapi juga sarana belajar, bersosialisasi, bahkan membentuk identitas diri. Meski begitu, kemudahan akses tersebut turut diikuti dengan risiko baru seperti paparan konten tidak layak hingga interaksi dengan orang asing yang berbahaya.
Inilah alasan mengapa mengajarkan internet safety pada anak bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Anak-anak yang diberikan akses internet perlu dibekali kemampuan berpikir kritis, mengenali potensi bahaya dunia maya, serta tahu bagaimana bersikap saat menghadapi konten yang mengganggu atau interaksi online yang mencurigakan.
Berikut Fimela rangkum beberapa tips yang bisa Mom terapkan untuk menumbuhkan kewaspadaan digital pada anak sedini mungkin.
Membangun Komunikasi Terbuka
Langkah pertama yang paling penting adalah membangun komunikasi yang sehat dengan anak. Mom bisa mengajak anak bicara dari hati ke hati dan bertanya tentang apa saja yang mereka lakukan di internet. Mulai dari aplikasi apa saja yang digunakan, video yang ditonton, hingga siapa saja teman online-nya. Dari sini, barulah Mom bisa mulai menanamkan nilai-nilai keamanan digital secara perlahan.
Menjelaskan Tentang Risiko Digital Sesuai Usia Anak
Anak usia sekolah dasar tentu memiliki pemahaman berbeda dibanding remaja. Karena itu, penting menyesuaikan cara komunikasi terkait risiko dunia digital. Misalnya, untuk anak kecil, gunakan analogi sederhana seperti “jangan menerima permen dari orang asing” untuk menggambarkan bahaya menerima pesan atau ajakan dari orang yang tidak dikenal di internet. Sementara untuk remaja, Mom bisa berdiskusi tentang cyberbullying, penipuan online, hingga jejak digital yang bisa berdampak pada masa depannya.
Mengajarkan Pentingnya Menjaga Informasi Pribadi
Salah satu konsep kunci dalam internet safety adalah mengerti mana informasi yang boleh dan tidak boleh dibagikan. Mom bisa memberi contoh konkret bahwa informasi pribadi seperti nama lengkap, alamat rumah, nama sekolah, atau lokasi real-time harus dijaga dan tidak boleh dibagikan. Latih anak untuk berpikir panjang sebelum membagikan sesuatu secara online, termasuk foto atau video.
Membuat Aturan Terkait Penggunaan Gadget
Mom bisa membuat kesepakatan bersama anak mengenai durasi penggunaan gadget, waktu yang diperbolehkan, serta aplikasi mana yang aman digunakan. Jangan lupa untuk melibatkan anak dalam membuat aturan tersebut agar mereka merasa dihargai dan ikut bertanggung jawab, alih-alih merasa dikontrol. Dengan begitu, anak lebih mungkin menaati aturan karena mereka benar-benar mengerti tujuannya, bukan hanya karena takut dihukum.
Menjadi Contoh Digital yang Baik
Anak cenderung meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk memberi contoh dalam menggunakan internet secara sehat. Misalnya dengan tidak terus-menerus menatap layar saat sedang bersama keluarga, memverifikasi informasi sebelum membagikannya, atau menjaga sopan santun saat berinteraksi secara online. Dengan begitu, anak akan lebih mudah memahami bahwa internet harus digunakan dengan bijak.
Mengevaluasi Kebiasaan Anak Secara Berkala
Meski sudah dibekali oleh pengetahuan terkait risiko digital, tidak ada salahnya meluangkan waktu secara berkala untuk mengevaluasi kebiasaan berinternet anak. Apa yang sedang tren di kalangan teman-temannya? Platform apa yang paling sering digunakan anak? Apakah ada perubahan perilaku setelah mengakses konten tertentu? Pertanyaan-pertanyaan ini membantu Mom memahami dunia digital dari perspektif anak sekaligus memperbarui strategi pengawasan yang lebih relevan.
Semoga dengan mengikuti langkah-langkah ini, Mom bisa lebih siap dalam mengajarkan si kecil terkait internet safety, ya. Selamat mencoba!
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.